Page 388 - Modul CAFB - Akuntansi Keuangan - 2025
P. 388

(3)  Organisasi
                        Entitas  yang  berupa  organisasi  yang  tidak  berbentuk  perusahaan

                        memiliki ekuitas dalam bentuk yang berbeda-beda. Sebagai contoh
                        untuk  organisasi  nirlaba  seperti  Yayasan,  Lembaga  Swadaya

                        Masyarakat memiliki ekuitas yang tidak terbagi atas saham, dan juga

                        tidak  mencerminkan  kepemilikan  dari  pendiri,  biasa  disebut  Aset
                        Bersih (Aset Neto). Aset bersih merupakan selisih Antara Aset dan

                        liabilitas  yang  dalam  penyajiannya  digolongkan  sebagai  terikat
                        permanen,  terikat  temporer  dan  tidak  terikat.  Contoh  penyajiannya

                        adalah sebagai berikut:

                         Aset Neto:
                         Tidak Terikat                      Rp  288.070  Rp  259.175

                         Terikat temporer (Catatan B)              60.855          63.675
                               DOKUMEN
                         Terikat permanen (Catatan C)            355.055         342.500
                         Jumlah Aset Neto                        703.975         665.350


                  (4)  Komponen-Komponen Ekuitas
                                                     IAI
                        Komponen-komponen yang lazim menjadi bagian dari ekuitas suatu
                        entitas antara lain:

                        (a)  Modal saham biasa (ordinary shares);
                        (b)  Modal saham preferen (Preferred shares);

                        (c)  Tambahan modal disetor (share premium);

                        (d)  Komponen ekuitas lainnya;
                        (e)  Saldo laba;

                        (f)   Kepentingan non-pengendali.


                  (5)  Akuntansi Saham Biasa, Saham Preferen Dan Saham Treasuri

                        (a)  Penerbitan dan reakuisisi saham
                             Saham biasa yang diterbitkan dinilai menggunakan harga pasar

                             pada  tanggal  penerbitan.  Selisih  harga  pasar  dengan  harga
                             nominal  (par)  merupakan  tambahan  modal  disetor.  Biaya

                             langsung  yang  terkait  dengan  penerbitan  saham,  mengurangi





                  Ikatan Akuntan Indonesia | 376
   383   384   385   386   387   388   389   390   391   392   393