Page 253 - Modul CAFB - Akuntansi Keuangan - 2025
P. 253
jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir
periode pelaporan.
Frekuensi revaluasi bergantung pada perubahan nilai wajar dari aset tetap
yang direvaluasi. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara
material dengan jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan disyaratkan.
Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan
fluktuatif sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan
tersebut tidak perlu dilakukan untuk aset tetap yang perubahan nilai
wajarnya tidak signifikan. Aset tetap yang perubahan nnilai wajarnya tidak
signifikan mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
Pada tanggal revaluasi, aset diperlakukan dengan salah satu cara berikut
DOKUMEN
ini:
(1) Jumlah tercatat bruto disesuaikan secara konsisten dengan revaluasi
jumlah tercatat aset.
(2) Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset.
IAI
Perlakuan untuk revaluasi antara lain:
(1) Nilai aset meningkat
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan
tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi
dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Akan tetapi, kenaikan
tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai
aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya
dalam laba rugi.
Contoh:
Mesin dengan harga perolehan Rp100.000.000 disusutkan dengan
metode garis lurus selama 5 tahun. Setelah digunakan selama 2
tahun, perusahaan memutuskan untuk melakukan revaluasi atas
Ikatan Akuntan Indonesia| 241

