Page 133 - Modul CA - Manajemen Keuangan Lanjutan (Plus Soal)
P. 133
MANAJEMEN
KEUANGAN LANJUTAN
STUDI KASUS
Soal studi kasus sebanyak 1 (satu) butir, estimasi waktu selama 30 menit
Riki Darmawan adalah direktur utama di DDD yang menjual rak sepatu dan merupakan pemasok ke
toko-toko di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Dengan semakin bertambahnya pelanggan dan meningkatnya
volume penjualan, Riki merasa semakin banyak piutang usaha yang bermasalah. Setelah melakukan
diskusi dengan Yenny Wijaya, direktur keuangan perusahaan, Riki sampai pada kesimpulan bahwa
masalah utama dari piutang berasal dari kebijakan pemberian kredit yang tidak pernah ditinjau ulang
dan sudah tidak sesuai dengan perkembangan usaha perusahaan.
Menurut Yenny, kebijakan pemberian kredit yang saat ini dimiliki perusahaan dibuat lima tahun yang lalu
dan tidak pernah diubah sejak pertama kali dilaksanakan. Kebijakan yang berlaku saat ini memberikan
penjualan kredit selama 30 (tiga puluh) hari tanpa adanya potongan tunai (cash discount) bagi pelanggan
yang membayar lebih cepat dari periode tersebut. Menurut data yang dikumpulkan oleh Yenny dari
bagian keuangan, periode rata-rata penagihan (average collection period) adalah 50 (lima puluh) hari.
Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pelanggan terlambat membayar piutang usaha selama 20
(dua puluh) hari.
Setelah mendengarkan penjelasan Yenny, Riki memutuskan untuk mengubah kebijakan pemberian kredit
DDD. Riki meminta Yenny untuk menyiapkan alternatif kebijakan baru dan meminta Yenny untuk
DOKUMEN
mempresentasikan usulan kebijakan baru tersebut dalam waktu satu minggu.
Menggunakan data tahun lalu, Yenny bersama staf keuangan menyiapkan dua alternatif kebijakan
pemberian kredit yang baru. Kebijakan tersebut disusun berdasarkan data yang dimiliki perusahaan,
IAI
wawancara dengan para pelanggan dan semua informasi yang berhasil dikumpulkan dari para pesaing.
Total penjualan kredit DDD tahun lalu bernilai Rp3.270.400.000 dan diperkirakan tidak akan banyak
berubah untuk jangka waktu dua tahun mendatang. Staf keuangan juga memperkirakan tingkat bunga
pinjaman yang bisa digunakan untuk menghitung opportunity cost dari piutang usaha adalah 12% per
tahun.
Bagian keuangan juga telah menyiapkan data-data yang mendukung asumsi bahwa kebijakan kredit yang
baru memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga jual yang lebih tinggi dan meningkatkan
volume penjualan. Hal ini disebabkan karena pelanggan lebih tertarik pada jangka waktu kredit yang lebih
panjang dan pemberian potongan harga bagi pelanggan yang membayar lebih cepat atau pembayaran
pada periode discount. Selain itu, dengan menerapkan kebijakan kredit yang baru, diharapkan rata-rata
keterlambatan pembayaran piutang usaha dapat dikurangi dari 20 (dua puluh) hari menjadi 15 (lima belas)
hari. Tetapi dari sisi biaya, ada tambahan yang harus dibayarkan oleh perusahaan karena diperlukannya
tambahan staf keuangan untuk melaksanakan kebijakan kredit baru ini.
124 Ikatan Akuntan Indonesia