Berita IAI

Siaran Pers SNA XXV Kendari - Peran Krusial Akuntan di Era Society 5.0

08 September 2022 - Lainnya



(Kendari, 08 September 2022) - Peran akuntan dalam menatalaksana ekosistem perekonomian telah bergeser secara signifikan di era Society 5.0. Para akuntan perlu berubah untuk memastikan profesi ini tetap relevan dengan tuntutan zaman. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI), Agus Joko Pramono, ketika menjadi keynote speaker dalam pembukaan Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XXV di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. SNA XXV ini bertemakan “Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan dalam Era Digitalisasi Menuju Indonesia Maju yang Berkelanjutan” dan digelar secara hybrid:  daring dan luring. SNA kali ini dihadiri hampir 500 peserta dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dan menampilkan sejumlah pembicara terkemuka dari para tokoh profesi akuntan, regulator, praktisi dan akademisi.

Agus Joko Pramono yang juga merupakan Anggota Dewan Penasihat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengatakan, di era Society 5.0, terjadi peningkatan volume, variety (keberagaman), velocity (kecepatan), veracity (kebenaran), dan value data dalam industri global. Kondisi ini meningkatkan kebutuhan atas professional judgement dan kebijakan (discretionary) akuntan dan auditor dalam jasa asurans yang tidak tergantikan oleh proses otomasi teknologi informasi.

Menurut Agus, akuntan perlu menciptakan metode dan jasa untuk valuasi data dan memperluas peran dalam kepatuhan dan pengendalian ke dalam ethical and effective stewardship (penataan yang etis dan efektif) atas aset-aset data yang dimiliki entitas. Selain itu, disrupsi teknologi menggeser tugas-tugas tradisional yang dilakukan akuntan yang memunculkan tantangan dan kesempatan bagi akuntan untuk memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan value yang diberikan melalui jasa advisory.

“Akuntan diharapkan menciptakan insight yang berkontribusi dalam pengambilan keputusan yang tidak hanya berorientasi pada optimalisasi profit, namun juga memenuhi tuntutan social responsibility,” jelas Agus. “Akuntan perlu menggunakan teknologi tidak hanya untuk mengidentifikasi risiko-risiko real time dan meningkatkan akuntansi forensik, namun juga untuk mengevaluasi risiko dan penilaian atas investasi jangka panjang dalam peluncuran produk atau penetrasi pasar yang baru,” ia menambahkan.

Agus menjelaskan, akuntan dewasa ini harus mulai berorientasi pada pelaporan yang mengintegrasikan aspek finansial dan nonfinansial. Pada era 2000-an, muncul tren sustainability reporting yang disebut Triple Bottom Line (TBL) dan berorientasi pada people-planet-profit. Di era 2020 ini, tren integrated reporting muncul sebagai model pelaporan termutakhir, pungkasnya.

Ungkapan senada juga disampaikan Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Prof. Mardiasmo, pada sambutan pembuka SNA Kendari. Bicara tentang tantangan dan peluang bagi masa depan profesi akuntan, Wakil Menteri Keuangan RI periode 2014-2019 itu mengungkapkan beberapa aspek yang harus dipegang teguh profesi akuntan.

“Akuntan itu harus SMART (cerdas atau pintar). Tapi dalam konteks SNA XXV, SMART saya maknai dengan Sustainability (keberlanjutan), Maturity (kematangan), Accountability (akuntabilitas), Responsibility (pertanggungjawaban), dan Trustworthy (dapat dipercaya),” ungkap Prof. Mardiasmo.

Prof. Mardiasmo mengelaborasi, aspek keberlanjutan (sustainability) akan memainkan peran sentral dalam perkembangan profesi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Untuk memastikan keberlanjutan ini, para akuntan global dan stakeholders terkait telah menginisiasi bentuk pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting) yang relevan dengan dunia bisnis dewasa ini. Transparansi laporan keberlanjutan tidak hanya untuk memenuhi regulasi yang berlaku, tapi juga akan memotivasi ekosistem perusahaan dan dunia bisnis untuk mengupayakan strategi bisnis terbaik. Laporan keberlanjutan bermanfaat untuk keberlangsungan lingkungan serta kesuksesan jangka Panjang.

Prof. Mardiasmo mengingatkan, saat ini profesi akuntan tengah memasuki fase yang sangat dinamis memasuki era new normal dan berkembangnya sustainability di Indonesia dan dunia. Aspek sustainability bahkan menjadi salah satu pembahasan utama dalam rangkaian pertemuan B20 dan G20, di dalam rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. Dalam hal perkembangan tata kelola dan pelaporan keberlanjutan secara global, International Sustainability Standards Board (ISSB) telah didirikan dengan fokus utama menyusun standar keberlanjutan berkualitas tinggi. Pendirian badan baru ini mendapat dukungan dari standard setter global, dunia bisnis, dan stakeholders terkait lainnya. Pendirian ISSB bertujuan untuk mengembangkan dasar global komprehensif terkait standar pengungkapan berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan investor global.

Segala perubahan yang terjadi ini pasti menimbulkan ekses yang tidak kecil. Karena itu dibutuhkan maturity atau kematangan pola pikir dari para akuntan sebagai stakeholders utama perekonomian dalam menghadapi era keberlanjutan. Bukti dari kematangan tindakan ini, ada dalam respon IAI atas pendirian ISSB dengan membentuk Task Force Comprehensive Corporate Reporting (TF CCR). TF CCR IAI mendukung aspirasi untuk dasar global yang komprehensif untuk pengungkapan informasi keuangan terkait keberlanjutan dan pengungkapan terkait iklim, sambil menyoroti beberapa perbaikan utama yang harus dipertimbangkan oleh ISSB dalam pembahasan lebih lanjut. TF CCR inilah yang akan mempersiapkan standard setter di bawah IAI untuk merumuskan comprehensive corporate reporting dan sustainability reporting untuk mengikuti dinamika global.

Terkait accountability atau akuntabilitas, Prof. Mardiasmo menjelaskan bahwa hal itu dapat dipandang sebagai bentuk pertanggungjawaban publik yang harus selalu dikembangkan dalam setiap tindakan dan aktivitas keprofesian. Sementara aspek responsibility atau tanggungjawab profesi terkait SNA adalah untuk memastikan riset-riset yang diselenggarakan berorientasi pada kepentingan publik, dan dapat diaplikasikan dalam praktik bisnis nantinya. Tidak kalah penting, trustworthy atau dapat dipercaya harus selalu dibangun oleh kalangan profesi akuntan karena mahkota tertinggi dari profesi ini adalah kepercayaan.

“Mari kita bangun profesi ini melalui pengembangan individu yang tidak hanya kompeten secara profesional, tapi juga mendapat kepercayaan publik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal,” ajak Prof. Mardiasmo. “IAI telah membangun Chartered Accountant (CA) Indonesia sebagai identitas Akuntan Profesional dengan pendekatan seperti ini. Selain memiliki kompetensi profesional dan skill unik yang dibutuhkan perekonomian, mereka dijaga melalui kode etik dan penerapan praktik terbaik yang membangun track record-nya menjadi orang yang bisa diandalkan dan dapat dipercaya,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua KAPd IAI, Prof. Dian Agustia yang memberikan opening speech, menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi bagi semua pihak yang terlibat menyukseskan acara SNA XXV ini. Sebanyak 435 peserta yang mengirimkan paper dalam simposium akuntansi paling bergengsi di Indonesia, dengan 302 peserta lolos seleksi paper. 456 peserta hadir mengikuti SNA, terdiri dari 244 peserta daring dan 212 luring.

“Sampai bertemu di SNA XXVI di Maluku Utara,” ujar Prof. Dian menutup sambutannya.

Tentang IAI dan SNA

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang menaungi seluruh akuntan di Indonesia yang tersebar di 34 provinsi. IAI merupakan anggota dan pendiri International Federation of Accountants (IFAC) dan ASEAN Federation of Accountants (AFA), serta associate member Chartered Accountants Worldwide (CAW). Untuk menjaga integritas dan profesionalisme akuntan Indonesia, IAI menerbitkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Sebagai standard setter, IAI menyusun dan menetapkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.

Simposium Nasional Akuntan (SNA) adalah kegiatan tahunan Kompartemen Akuntan Pendidik (KAPd) IAI dan merupakan pertemuan akbar akuntan pendidik dari seluruh Indonesia. Pada kegiatan ini bertemu para peneliti, akademisi, praktisi dan juga mahasiswa akuntansi untuk saling bertukar pengetahuan, pengalaman, penelitian dan menjalin kerjasama. SNA yang diselenggarakan secara bergiliran di berbagai kota di Indonesia, membuat para akademisi bisa mengunjungi kampus-kampus penyelenggara SNA di berbagai propinsi di Indonesia.
Informasi lebih lanjut tentang IAI dan SNA, kunjungi www.iaiglobal.or.id, atau email ke iai-info@iaiglobal.or.id.