Page 81 - Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat (Plus Soal)
P. 81
ETIKA PROFESI
DAN TATA KElOlA
KORPORAT
5.3 Integritas sebagai Tata Kelola Etika
Pendekatan berbasis integritas ini diyakini akan membuat organisasi memiliki standar yang lebih kuat. Jika
program compliance berakar pada upaya untuk menghindari pelanggaran hukum, maka organisasi yang
berintegritas berbasis konsep pengelolaan sendiri (self-governance) berdasarkan sekumpulan prinsip. Dari
perspektif integritas, tugas dari manajemen etika adalah untuk mendefinisikan dan menghidupkan nilai-
nilai organisasi, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku yang beretika baik, dan untuk
menanamkan rasa akuntabilitas bersama di antara pegawai. Tuntutan untuk mematuhi hukum akan dilihat
sebagai aspek positif dari kehidupan organisasi daripada sebagai kendala yang tidak diinginkan dan dipaksa
oleh pihak otoritas.
Pada pendekatan integritas, konsep etika yang disepakati oleh anggota organisasi merupakan kekuatan
utama dari organisasi. Nilai-nilai etika akan mempertajam upaya pencarian kesempatan, perancangan
sistem organisasi, dan proses pengambilan keputusan yang digunakan oleh individu dan kelompok. Nilai-
nilai etika akan memberikan kerangka acuan yang sama dalam organisasi dan berfungsi sebagai kekuatan
untuk mempersatukan organisasi dari fungsi yang berbeda, bisnis yang berbeda dan kelompok pegawai
yang berbeda. Etika organisasi membantu mendefinisikan organisasi dan apa yang diperjuangkan dari
organisasi tersebut untuk dicapai.
Bentuk dari program integritas menyerupai dengan program compliance, seperti kode etik, pelatihan, mekanisme
DOKUMEN
pelaporan, investigasi atas potensi pelanggaran, dan audit dan pengawasan untuk menjamin standar dan
aturan perusahaan dijalankan dan dipatuhi. Sebagai tambahan, jika dirancang dengan tepat, program berbasis
integritas dapat menciptakan dasar untuk mencari kemanfaatan dari kepatuhan terhadap hukum.
Pendekatan organisasi yang berintegritas lebih luas, lebih dalam dan lebih sulit dari program compliance.
Dikatakan lebih luas karena pendekatan ini berupaya untuk memungkinkan terciptanya perilaku yang
IAI
bertanggung jawab. Lebih dalam karena mencakup ethos dan sistem operasi dari organisasi dan anggota-
anggotanya, nilai-nilai yang mereka pedomani, cara berpikir dan berperilaku. Dan lebih sulit karena
membutuhkan upaya secara aktif untuk mendefinisikan tanggung jawab dan aspirasi yang menjadi bagian
dari pedoman etika organisasi. Di atas semuanya, etika organisasi merupakan kerja dari manajemen.
Pimpinan perusahaan mungkin memegang peran penting pada saat perancangan dan implementasi
program integritas, tapi seluruh manajer dari seluruh lini dan seluruh fungsi terlibat dalam proses.
Terdapat beberapa pendekatan dalam pembentukan organisasi berintegritas ini. Sebagian perusahaan fokus
dalam mendefinisikan nilai-nilai inti integritas yang mencerminkan kewajiban-kewajiban dasar sosial,
seperti menghargai hak pihak lain, kejujuran, kesepakatan yang adil, dan kepatuhan terhadap hukum.
Sedangkan organisasi perusahaan lainnya menekankan pada aspirasi, yaitu nilai-nilai yang diinginkan
secara etika tapi bukan merupakan kewajiban moral, seperti layanan yang baik kepada pelanggan, komitmen
terhadap keragaman, dan keterlibatan dalam komunitas.
Pada saat implementasi, sebagian organisasi memulai dengan perilaku. Organisasi mengembangkan kode
etik yang merinci perilaku yang pantas, bersama dengan sistem insentif, audit dan pengawasan. Sedangkan
organisasi perusahaan lainnya fokus kepada tindakan-tindakan yang kurang terinci dan lebih memperhatikan
pengembangan sikap, proses pengambilan keputusan, dan cara berpikir yang mencerminkan nilai-nilai
organisasi. Asumsi yang digunakan adalah komitmen pribadi dan proses pengambilan keputusan yang
pantas akan mengarah kepada tindakan yang tepat.
72 Ikatan Akuntan Indonesia