Page 79 - Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat (Plus Soal)
P. 79

ETIKA PROFESI
            DAN TATA KElOlA
            KORPORAT




                                                                                        BaB VI


            IKLIM EtIKa DaN OrGaNIsasI BErINtEGrItas




            5.1  Pentingnya Membangun Iklim Etika dan Organisasi Berintegritas

            Banyak pimpinan organisasi dan perusahaan yang beranggapan bahwa permasalahan etika adalah
            permasalahan individual. Setiap individu bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan tidak beretika
            yang mereka lakukan, sementara itu organisasi tidak dapat berbuat apa-apa untuk mempengaruhi etika
            seseorang karena sudah terbentuk melalui keluarga dan pendidikan pada masa kecil mereka.

            Memang Gayus Tambunan dari Direktorat Pajak dan Malinda Dee dari Citibank memperoleh hukuman atas
            tindakan mereka melanggar hukum. Namun apa yang mereka perbuat berpengaruh terhadap organisasi dan
            perusahaan tempat mereka bekerja. Kepercayaan pembayar pajak berkurang ketika muncul kasus Gayus.
            Citibank harus membayar dana nasabah yang digelapkan oleh Malinda Dee. Selain itu, tingkat kepercayaan
            nasabah terhadap Citibank juga menurun dan Citibank mendapat hukuman dari Bank Indonesia. Karena
            itu, organisasi dan perusahaan sangat berkepentingan terhadap perilaku etika dari orang-orang yang bekerja
            pada organisasi dan perusahaan tersebut.
                               DOKUMEN
            Organisasi juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Sebagai contoh adalah apa yang terjadi pada
            Sears, Roebuck & Company pada tahun 1992. Pada saat itu perusahaan tersebut dibanjiri oleh komplain
            atas bisnis layanan otomotif. Pelanggan dan pengacara dari 40 negara bagian di Amerika Serikat menuduh
            Perusahaan telah menyesatkan pelanggan dengan menjual suku cadang  yang belum perlu diganti. Hal ini
                                                     IAI
            terjadi bukan karena penurunan moral pada pegawai perusahaan. Peristiwa ini juga terjadi bukan disengaja
            oleh manajemen. Namun terdapat beberapa faktor di dalam organisasi yang menciptakan situasi tersebut.

            Dalam menghadapi penurunan pendapatan, pangsa pasar yang mengecil dan persaingan yang semakin ketat,
            manajemen perusahaan berupaya untuk meningkatkan kinerja dengan memperkenalkan  program sasaran
            dan insentif yang baru untuk pegawai. Perusahaan meningkatkan kuota minimum dan memperkenalkan
            insentif produtivitas bagi mekanik bengkel. Asisten pelayanan (service assistants) diberikan target penjualan
            untuk produk tertentu, seperti rem, shock absorber dan lain-lain per shift dan memperoleh komisi dari
            penjualan yang dilakukan. Jika mereka gagal mencapai target, mereka akan dipindahkan atau dikurangi jam
            kerjanya. Mereka mendapat tekanan untuk melakukan penjualan.

            Dengan tekanan dan insentif yang baru, sementara mereka pada dasarnya tidak memiliki peluang
            untuk meningkatkan penjualan, karena penjualan sangat tergantung pada kerusakan mobil, maka
            mereka mengalami kesulitan untuk melakukan pertimbangan secara jernih. Mereka menjadi sulit untuk
            membedakan antara layanan yang tidak dibutuhkan dan perawatan yang memang harus dilakukan.
            Ditambah dengan   ketidak-tahuan pelanggan, mereka menetapkan sendiri tindakan dalam area abu-abu
            yang memiliki berbagai interpretasi. Tanpa dukungan aktif dari manajemen untuk praktik beretika dan
            ketiadaan mekanisme untuk mendeteksi dan memeriksa penjualan yang meragukan dan hasil pekerjaan
            yang buruk, pegawai akan bertindak sesuai dengan tekanan yang dihadapi. Karena hal itu yang menjadi
            prioritas mereka.

            Setelah tuntutan terhadap Sears diketahui publik, CEO Edward Brennan mengakui tanggung jawab
            manajemen yang telah menerapkan sistem penetapan sasaran dan kompensasi yang menciptakan situasi
            penyebab kesalahan. Walaupun perusahaan menyangkal adanya niat untuk memanfaatkan pelanggan,
            eksekutif kemudian menghapus komisi kepada service assistant dan memberhentikan kuota penjualan untuk
            suku cadang tertentu. Mereka juga mengumumkan menerapkan sistem blind audit  dan merencanakan untuk






     70      Ikatan Akuntan Indonesia
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84