Page 12 - MODUL LEVEL DASAR AKUNTANSI KEUANGAN
P. 12
2. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
A. International Financial Reporting Standard
Memenuhi kebutuhan laporan keuangan yang bersifat global, pada tahun 1973 atas inisiatif
Inggris dan Amerika Serikat dan kemudian diikuti oleh Kanada, Australia, Jepang,
Perancis, Jerman, Belanda, dan Selandia Baru telah didirikan International Accounting
Standards Committee (IASC) yang bermarkas di London. IASC bertujuan menghasilkan
International Accounting Standards (IAS) yang diharapkan dapat dijadikan pegangan
dalam penyusunan laporan keuangan dengan tingkat global. Menyusul terbentuknya
International Federation of Accountants (IFAC) pada tahun 1977, telah dibuat kesepakatan
bahwa semua anggota IFAC secara otomatis menjadi anggota IASC, namun IASC tetap
mandiri dan IFAC berwenang mengusulkan keanggotaan dewan penyusun standar.
Tahun 1987 IASC melakukan pendekatan dengan International Organization of Securities
DOKUMEN
and Exchanges Commission (IOSCO), badan organisasi pengawas pasar modal sedunia
yang sangat beRpengaruh. IOSCO menginginkan adanya perangkat standar akuntansi yang
berlaku di pasar modal seluruh dunia, agar memudahkan dual listing, dan agar pasar modal
IAI
global menjadi lebih efisien. IOSCO bersedia menerima IAS, dengan syarat harus
diperbaiki sesuai persyaratan IOSCO. Kelemahan IAS pada saat itu adalah memberikan
alternatif untuk suatu masalah tertentu. IASC diminta untuk meniadakan alternatif pilihan
agar laporan keuangan lebih dapat diperbandingkan.
Bulan Mei 2000 IOSCO menerima standar yang dihasilkan IASC dengan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi, menyusul kemudian bualn Juni 2000 Uni Eropa
mengadopsi IAS/IFRS dan mewajibkan mulai tahun 2005 semua perusahaan yang terdaftar
di bursa efek Eropa (kurang lebih 7,000 perushaan) menyusun laporan keuangan harus
berdasarkan IAS/IFRS.
US-GAAP memiliki kriteria yang lebih komprehensif dan kompleks, Amerika Serikat
adalah negara yang paling sulit menerima IAS/IFRS, namun atas desakan permintaan pasar
dan menghadapi tuntutan globalisasi, AS teRpaksa harus mengakui keberadaan IAS/IFRS.
Jepang yang semula lamban dalam pengembangan standar akuntansi keuangan juga telah
4