Page 13 - MODUL LEVEL DASAR AKUNTANSI KEUANGAN
P. 13
mulai sadar pentingnya konvergensi terhadap IAS/IFRS bila tidak ingin tertinggal dalam
percaturan pasar uang dan pasar modal global.
Indonesia sejak tahun 1994 telah mengadopsi secara utuh kerangka dasar penyusunan dan
pelaporan keuangan IAS, dan mengadaptasi sebagian besar IAS yang telah terbit pada
waktu itu.
Pada HUT IAI ke 51 pada tanggal 23 Desember 2008 telah dideklarasikan rencana
Indonesia untuk konvergensi terhadap IFRS dalam pengaturan standar akuntansi keuangan.
Konvergensi IFRS adalah suatu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota forum
G-20. Sasaran program konvergensi adalah merevisi PSAK agar secara material sesuai
dengan IFRS versi 1 Januari 2009, dengan target pencapaian di tahun 2012. Artinya pada
tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh DSAK IAI telah mengacu kepada IFRS
DOKUMEN
dan diterapkan oleh entitas.
Konvergensi tersebut membawa perubahan yang signifikan terhadap sistem akuntansi dan
IAI
pelaporan, yaitu :
(1) Penggunaan estimasi dan judgement
Akibat karakteristik IFRS yang lebih principle-based dibandingkan PSAK/ISAK
terdahulu yang lebih rule-based, maka lebih banyak dibutuhkan judgement untuk
menentukan bagaimana suatu transaksi keuangan dicatat.
(2) Pengingkatan penggunaan nilai wajar
Standar IFRS lebih condong kepada penggunaan nilai wajar, contoh untuk properti
investasi, beberapa aset takberwujud dan aset keuangan. Sehingga diperlukan sumber
daya yang kompeten untuk menghitung nilai wajar atau diperlukannya jasa konsultan
penilai, terutama untuk aset-aset yang tidak memiliki nilai pasar aktif.
(3) Persyaratan pengungkapan yang lebih banyak dan lebih rinci,
IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi terkait risiko baik kualitatif
maupun kuantitatif. Pengungkapan dalam laporan keuangan harus sejalan dengan
data/informasi yang dipakai untuk pengambilan keputusan yang digunakan oleh
manajemen.
5