Page 149 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 149
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
penekanan keselaranan ini terjadi pada unit bisnin. Misalkan, pada point 3, harus dijamin ada
keselarasan antara strategi korporasi dengan unit penunjang di kantorpusat Citibank, maka dalam
point 5 ini harus ada keselarasan antara stateji Citibank Indonesia dengan unit bisnis yang menunjnag
atau melaksanakan strategi tersebut di Indonesia.
6. Keselarasan antara unit bisnis dengan pelanggan. Seperti yang dijelaskan dalam modul balanced
scorecard, salah satu hal yang paling penting dalam penyusunan peta strategi dan balanced scorecard
adalah customer value proposition yang berisi mengenai hal-hal yang dijanjikan oleh perusahaan
pada customer agar customer mau membeli produk atau jasa perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan
harus meyakinkan agar customer value proposition ini benar-benar disampaikan pada customer,
dan hasilnya dapat diukur dan tercermin dalam tolok ukur yang terdapat pada balanced scorecard
perusahaan. Bagian ini juga telah dibahas dalam modul balanced scorecard.
7. Keselarasan antara unit bisnis dengan pemasok dan rekanan eksternal perusahaan lainnya
8. Keselarasan antara unit penunjang yang terdapat dalam unit bisnis dengan unit penunjang yang
terdapat di kantor pusat.
Dalam modul ini, pembahasan akan difokuskan ada pembangunan keselarasan antara unit-unit yang terdapat
dalam perusahaan. Dalam hal ini, maka proses penyelarasan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Vertical Alignment
2. Horizontal Alignment
DOKUMEN
13.2.1 Vertical Alignment
Vertical alignment berarti harus ada keselarasan antara strategy map dan balanced scorecard yang dibuat
pada level korporasi, dengan strategy map dan balanced scorecard untuk tingkatan-tingkatan dibawahnya,
seperti pada tingkatan departemen, divisi bahkan perorangan. Istilah penurunan strategy map dan balanced
IAI
scorecard disebut dengan cascading.
Proses cascading pertama adalah penurunan dari tingkatan korporasi ke tingkatan departemen. Hal
pertama yang harus diperhatikan adalah bentuk pusat pertanggungjawaban dari departement tersebut.
Jika departemen tersebut merupakan profit center atau investment center, maka format strategy map untuk
departemen akan sama dengan format strategy map korporasi. Namun, jika departement merupakan cost
center atau revenue center, maka format dari strategy map akan sedikit berbeda.
Tujuan utama dari unit bisnis yang bersifat cost center bukanlah mencari laba, sehingga perspektif keuangan
tidak dapat ditempatkan pada posisi yang paling atas. Misalkan, salah satu tujuan strtaegik dalam departemen
Sumber Daya Manusia adalah meminimalkan biaya departemen SDM, Sedangkan salah satu tujuan strtaegik
dalam perspektif pelanggan adalah meningkatkan ketepatan perhitungan gaji. Jika pada departemen SDM,
perspektif keuangan tetap ditempatkan pada posisi yang paling atas, seperti yang terdapat pada peta strategi
korporasi, maka hubungan sebab akibatnya menjadi agak aneh, dimana peningkatan ketepatan biaya gaji
akan menyebabkan effisiensi biaya departemen SDM. Karena itu, pembuatan peta strategi untuk unit bisnis
yang bersifat cost center dan revenue center dapat mempergunakan format seperti yang terdapat pada peta
strategi organisasi non profit. Format peta strategi tersebut dapat dilihat pada tabel 13.1.
Ikatan Akuntan Indonesia 141