Page 150 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 150

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN







                           Tabel 13.1 – Format Peta Strategi untuk Pusat Laba dan Pusat Pendapatan



                         Perspektif Keuangan                            Persfektif Pelanggan

                                               Persfektif Internal Bisnis

                                      Persfektif Pembelajaran dan Pertumbuhan



            Kembali lagi pada proses cascading, maka proses vertical alignment (cascading) dapat dilakukan dengan tiga
            tahap, yaitu:
            1.     Semua tujuan stratejik (strategic objective) yang terdapat dalam strategy map korporasi akan diturunkan
                   ke masing-masing departemen berdasarkan controllability masing masing tujuan stratejik tersebut.
                   Misalkan tujuan stratejik peningkatan pendapatan akan diturunkan ke departemen pemasaran,
                   sedangkan tujuan stratejik peningkatan kualitas akan diturunkan ke departemen produksi.
            2.     Terdapat pula tujuan stratejik departemen, yang merupakan penurunan dari tujuan stratejik korporat,
                   namun memiliki nama tujuan stratejik yang berbeda. Misalkan dalam tingkatan korporat, tujuan
                   stratejik adalah meminimalkan total biaya perusahaan, sedangkan tujuan strategi dari departemen
                   pembelian adalah purchase price variance yang favourable
                               DOKUMEN
            3.     Terdapat pula tujuan stratejik yang muncul pada tingkatan departemen, tapi tidak ada pada tingkatan
                   korporasi. Misalnya pada departemen sumber daya manusia terdapat tujuan stratejik perhitungan
                   biaya gaji yang akurat. Tujuan stratejik ini tidak akan muncul pada tingkatan korporasi, karena
                   tujuan stratejik tersebut penting pada tingkatan departemen, namun bukan merupakan prioritas
                   pada tingkatan korporasi
                                                     IAI
            4.     Untuk departemen-departemen penunjang, customer value proposition pada perspektif pelanggan
                   merupakan apa yang dijanjikan oleh departemen penunjang pada departemen yang dilayaninya.

            Prinsip yang sama akan diberlakukan untuk proses cascading pada tingkatan-tingkatan berikutnya. Proses
            alignment terakhir adalah dengan mengkaitkan KPI-KPI tersebut dengan sistem kompensasi perusahaan.
            Topik ini akan dibahas dalam modul terakhir mengenai kompensasi.


            13.2.2 Horizontal Alignment
            Horizontal alignment berarti semua peta strategi, tujuan stratejik, balanced scorecard yang terdapat dalam
            masing-masing unit bisnis  yang berada dalam satu tingkatan juga tidak boleh bertentangan satu sama
            lainnya. Misalkan strategi yang dibuat pada departemen produksi dengan departemen pemasaran tidak
            boleh ada yang bertentangan. Untuk menjamin keselarasan tersebut, maka setelah diselesaikan proses
            cascading untuk masing-masing unit bisnis, maka peta strategi dan balanced scorecard untuk masing-masing
            unit bisnis tersebut harus diperiksa lagi untuk menjamin adanya keselarasan tersebut.

            Salah satu contoh paling jelas dari horizontal alignment adalah proses penyusunan peta strategi dan balanced
            scorecard untuk unit penunjang. Unit penunjang perusahaan, seperti bagian Sumber Daya Manusia, bagian
            akuntansi, internal audit, dan sebagainya tidak berhubungan langsung dengan pelanggan perusahaan,
            karena unit penunjang dibentuk untuk me nunjang unit atau divisi lain yang terdapat dalam perusahaan.
            Karena itu,  customer value proposition dari unit penunjang adalah apa yang harus diberikan oleh unit
            penunjang tersebut pada divisi atau unit lain yang terdapat dalam perusahaan, agar unit atau divisi lainnya
            tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik.











     142     Ikatan Akuntan Indonesia
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155