Page 55 - MODUL LEVEL DASAR ASURANS DAN SISTEM INFORMASI
P. 55
Indonesia harus mengikuti panduan etika yang dikeluarkan oleh IAI yakni Kode Etik
Akuntan Profesional. Kode etik tersebut mengacu pada panduan etika yang ditetapkan oleh
IESBA.
Panduan etika yang akan kita lihat cenderung dalam bentuk kerangka yang berbasis prinsip.
Panduan tersebut berisi beberapa aturan, namun utamanya merupakan panduan yang
fleksibel. Panduan tersebut dapat dilihat sebagai sebuah kerangka atas prinsip alih-alih
sebagai seperangkat aturan. Terdapat sejumlah keuntungan dari sebuah kerangka prinsip
dibandingkan dengan sebuah sistem dari aturan etika, yang diuraikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1. Keuntungan Kerangka Prinsip dari Etika
Faktor Penjelasan
Pertimbangan aktif dan Sebuah kerangka prinsip menempatkan tanggung jawab
demonstrasi atas kesimpulan pada akuntan untuk secara aktif mempertimbangkan
DOKUMEN
independensi untuk setiap situasi yang dihadapi, daripada
hanya menyetujui sebuah ceklis atas hal-hal yang
dilarang. Kerangka tersebut juga menyaratkan akuntan
IAI
untuk mendemonstrasikan bahwa sebuah kesimpulan yang
bertanggung jawab telah tercapai mengenai isu etika.
Interpretasi yang luas atas Sebuah kerangka berbasis prinsip mencegah auditor untuk
situasi etika menginterpretasikan persyaratan legalistik secara dangkal
terkait dengan persyaratan etika. Terdapat sebuah elemen
dimana aturan menimbulkan penipuan sedangkan prinsip
mendorong kepatuhan.
Situasi individual yang tercakup Sebuah kerangka berbasis prinsip memperbolehkan
variasi yang ditemukan dalam situasi individual. Setiap
situasi mungkin dapat berbeda.
Fleksibel untuk situasi yang Sebuah kerangka berbasis prinsip dapat mengakomodasi
berubah perubahan lingkungan yang sangat cepat dari lingkungan,
seperti lingkungan dimana penyedia jasa asurans terlibat.
Dapat menggabungkan larangan Akan tetapi, sebuah kerangka berbasis prinsip dapat berisi
larangan-larangan tertentu yang diperlukan.
48