Page 219 - Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat (Plus Soal)
P. 219

ETIKA PROFESI
            DAN TATA KElOlA
            KORPORAT




            Karena itu Angger menyatakan bahwa sulit dibendung opini yang berkembang di masyarakat mengenai
            adanya agenda tersembunyi di balik membongkar kredit macet Bank Mandiri yang diangkat menjelang
            RUPS Bank Mandiri pada 16 Mei 2005.

            Pada 26 Januari 2006, tiga orang bekas direktur Bank Mandiri, E.C.W. Neloe, I Wayan Pugeg, dan M. Sholeh
            Tasripan dituntut hukuman 20 tahun penjara. Jaksa mendakwa mereka korupsi dengan memperkaya
            pihak lain dalam kasus kredit Bank Mandiri kepada PT Cipta Graha Nusantara dan PT Media Televisi
            Indonesia. Menurut jaksa, Neloe (mantan Direktur Utama Bank Mandiri), Pugeg (mantan direktur risiko
            dan manajemen), dan Sholeh (direktur kredit korporasi) melanggar ketentuan pemberian kredit. Akibat
            ketidakhati-hatian dan ketidakcermatan mereka, kredit senilai Rp160 miliar kepada PT Cipta yang dicairkan
            pada 28 Oktober 2002 menjadi macet karena mereka memberikan kredit tanpa analisis yang lengkap, cermat,
            akurat, dan komprehensif terhadap calon debitor. Namun Setelah melewati 5 bulan masa persidangan, tiga
            petinggi bank Mandiri tersebut di vonis bebas.

            Dampak Praktik CG yang Lemah terhadap Kinerja Keuangan dan Non-Keuangan Sebelum
            Transformasi 

            Kinerja keuangan

            Menurut Samosir (2003), jika dilihat dari rasio keuangan, kinerja Bank   Mandiri setelah merger tidak
            menunjukkan dampak yang positif atau dapat dikatakan tidak sehat. Sebagian besar (70%) pendapatan
                               DOKUMEN
            Bank Mandiri berasal dari pendapatan bunga obligasi pemerintah  Pendapatan bunga dari pemberian kredit
            hanya sebesar 18% untuk tahun 2001. Dengan demikian, kinerja Bank  selama tiga tahun (1999-2001)  tidak
            lebih baik dibandingkan sebelum merger. Merger tidak selalu menciptakan efisiensi, walaupun peningkatan
            total aktiva dapat mencapai skala ekonomis, belum cukup untuk menciptakan efisiensi Bank  Mandiri.
                                                     IAI
            Beberapa aspek yang mempengaruhi efisiensi Bank Mandiri terlihat dari aset, modal, utang jangka pendek,
            utang jangka panjang, jumlah SDM. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi keempat apabila dilihat
            efisiensi relatif diantara Bank pemerintah saat itu.

            Dalam website Mandiri Investor Relation disebutkan bahwa sebelum transformasi tahun 2005, Bank Mandiri
            menghadapi sejumlah kemunduran yang disebabkan karena turunnya laba. Salah satu kemunduran adalah
            dengan adanya non-performing loans dimana terjadi peningkatan rasio Net Consolidated Non Performing
            Loan (NPL) dari 1,60 % pada tahun 2004 naik menjadi 15,34 % pada tahun 2005. Hal ini memiliki dampak
            langsung dan dramatic terhadap laba Bank Mandiri yang turun 80% dari Rp5.3 triliun di tahun 2004 menjadi
            Rp603 miliar di 2005. Penurunan laba ini berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang turun dari
            Rp2.050 pada bulan January 2005 menjadi Rp1.110 pada bulan November 2005.

            Kinerja Non keuangan

            Sebelum tahun 2005 diindikasikan bahwa banyak penyimpangan penyaluran kredit di bank Mandiri sehingga
            banyak terjadi kredit macet. Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Sudhono Iswahyudi menyatakan bahwa
            nilai total pemberian kredit macet tersebut mencapai lebih dari Rp1 triliun. Kredit tersebut dikucurkan
            kepada 28 perusahaan, di antaranya PT Lativi Media Karya senilai (Rp300 miliar), PT Siak Zamrud Pusaka
            (Rp24,8 miliar) dan PT Cipta Graha Nusantara (Rp161 miliar). Masyarakat Profesional Madani menduga
            masih ada kredit macet lain di Bank Mandiri sebesar Rp5 triliun sampai Rp12 triliun.

            Proses Transformasi  CG

            Dalam website Bank Mandiri disebutkan bahwa sejak tahun 2005 Bank Mandiri melakukan transformasi
            yang terbagi menjadi dalam 2 tahap. Tahap I dimulai dar tahun 2005 dan tahap II dimulai dari tahun 2010.
            Tahun 2005 adalah titik balik Bank Mandiri ketika perusahaan fokus untuk menjadi Regional Champion







     210     Ikatan Akuntan Indonesia
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224