Page 218 - MODUL LEVEL DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
P. 218

B.    Manajemen Modal Kerja


               Manajemen modal kerja adalah penetapan kebijakan perusahaan terkait sasaran modal kerja dan
               unsur-unsur  pembentuknya,  penentuan  pendanaan  modal  kerja,  dan  upaya  implementasinya.

               Selain memperhatikan jumlah/volume modal kerja permanen dan variabel/temporer, penetapan
               modal kerja juga dipengaruhi oleh dua jenis biaya, yakni:


               (1)  Biaya  bawa  (carrying  cost),  yakni  biaya  yang  muncul  karena  menyimpan  atau
                     memberlakukan keputusan jumlah aset lancar lebih banyak seperti tingkat persediaan yang

                     tinggi atau piutang yang lebih kepada konsumen sehingga mengurangi kesempatan untuk

                     mendapatkan tingkat pengembalian lebih tinggi pada investasi lain (opportunity cost).
               (2)  Biaya kurang (shortage cost), yakni biaya yang muncul akibat terlalu sedikitnya jumlah aset

                     lancar  untuk  memenuhi  realisasi  operasional.  Biaya  yang  muncul  antara  lain  order  cost

                     seperti  biaya  untuk  memesan  kembali  persediaan,  transfer  cost  yakni  biaya  untuk
                                DOKUMEN
                     memindahkan aset dari satu bentuk ke bentuk lain yang lebih likuid, serta stock out cost

                     yakni  biaya  kehilangan  akibat  kurang  tersedianya  persediaan  produk/jasa  dan  biaya
                     kehilangan pelanggan.
                                                       IAI
               Seluruh  kebijakan  modal  kerja  akan  dipengaruhi  oleh  biaya-biaya  yang  dikemukakan  di  atas.
               Beberapa kebijakan modal kerja antara lain kebijakan konservatif, kebijakan agresif, dan kebijakan

               moderat.


               (1)  Kebijakan  konservatif  (atau  flexible  policy)  adalah  perencanaan  pemenuhan  kebutuhan
                     modal  kerja  dengan  melonggarkan  likuiditas  perusahaan,  sehingga  akan  tersedia  kas,

                     sekuritas, dan persediaan barang dalam jumlah besar. Juga meliputi kebijakan kredit yang
                     cukup liberal dan level utang jangka pendek yang rendah. Kebijakan yang sangat fleksibel

                     dan  leluasa  umumnya  dipenuhi  dengan  sumber  pendanaan  jangka  panjang  dibanding
                     pendanaan jangka pendek, baik secara keseluruhan ataupun sebagian besar saja. Kebijakan

                     ini  disebut  sangat  hati-hati  karena  pendanaan  jangka  panjang  berarti  keputusan  sudah

                     ditentukan beberapa tahun sebelumnya dan jangka waktu pelunasan pun jauh lebih lama.
                     Kebijakan konservatif memiliki kelebihan dalam kemudahan pembayaran kewajiban lancar,

                     adanya cukup banyak kas untuk modal kerja darurat, serta lebih leluasa dalam operasional.

                     Namun, kebijakan konservatif bisa mendorong inefisiensi likuiditas yang dipandang kurang
                     baik  oleh  investor  karena  sekuritas  likuid  memiliki  tingkat  pengembalian  rendah.  Juga

                                                            212
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223