Page 100 - MODUL AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH
P. 100

(5)  KETENTUAN PEMBAYARAN

                        Ketentuan tentang pembayaran dalam akad istishna’ adalah sebagai berikut:
                        1.   Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang,

                             atau manfaat, demikian juga degan cara pembayarannya.
                        2.   Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah.

                             Akan  tetapi  apabila  setelah  akad  ditandatangani  pembeli  mengubah

                             spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya akibat perubahan ini menjadi
                             tanggung jawab pembeli.

                        3.   Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan.

                        4.   Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang.


                        (6)  PERBANDINGAN DENGAN AKAD SALAM
                        Sifat dari akad Istishna’ yang merupakan turunan dari akad salam, menjadikan perlu

                        dibandingkan antara kedua jenis akad  ini, sebagaimana tampak pada tabel berikut:
                                          Tabel 5.1 Perbandingan dengan Akad Salam


                            Subyek         Salam           Istishna’               Keterangan
                                                       Boleh saat kontrak,   Cara   penyelesaian   pembayaran
                                       Dibayar   saat   boleh   diangsur,
                         Harga                                           merupakan  perbedaan  utama  antara
                                       kontrak         boleh   kemudian   salam dan istishna’
                                                       hari

                                                                         Salam  mengikat  semua  pihak  sejak
                                                                         semula, sementara istishna’ dianggap
                                       Mengikat
                         Sifat kontrak   secara asli   Mengikat   secara   mengikat  berdasarkan  pandangan
                                       (thabi’i)       ikutan (thaba’i)   para  fuqaha  demi  kemashlahatan,
                                                                         serta  tidak  bertentangan  dengan
                                                                         aturan syariah
                                                                         Baik salam paralel maupun istishna’
                         Kontrak
                         paralel       Salam paralel   Istishna’ paralel   paralel  sah  asalkan:  kedua  kontrak
                                                                         secara hukum adalah terpisah.
                                                                   Sumber:(Nurhayati & Wasilah, 2015)













                        93 |MODUL USAS LEVEL PROFESIONAL - AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105