Page 241 - MODUL AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH
P. 241

(1)  REPO SURAT BERHARGA SYARIAH (SBS)

                        Transaksi repo surat berharga syariah merupakan transaksi penjualan surat berharga
                        syariah oleh pihak pertama kepada pihak kedua dengan wa’d dari pihak pertama

                        untuk membeli kembali  surat berharga syariah dari pihak kedua, dan  wa’d dari
                        pihak kedua untuk menjual kembali surat berharga syariah (SBS) tersebut kepada

                        pihak pertama di masa mendatang.


                        Pada saat jual jual beli pertama, akad jual beli antara pihak pertama dan pihak kedua

                        merupakan  akad  jual  beli  sesungguhnya  (al-bai’  al-haqiqi).  Pada  saat  jual  beli

                        kedua, harga beli kembali oleh pihak pertama atau harga jual kembali oleh pihak
                        kedua adalah harga yang sudah disepakati pada saat wa’d atau harga pasar pada saat

                        terjadinya akad jual beli kedua.


                        Berikut ini adalah pengakuan, pengukuran dan  penyajian REPO Surat  berharga
                        syariah:

                        1.   Jual beli surat berharga mengacu pada harga pasar atau harga yang disepakati.

                        2.   Akad  jual  beli  yang  pertama  dan  kedua  merupakan  dua  transaksi  yang
                             terpisah,  sehingga  tidak  diperlakukan  sebagai  transaksi  tunggal  atau

                             berkaitan.
                        3.   Pihak  pertama  mengakui  keuntungan  atau  kerugian  dari  penjualan  SBS

                             sebesar selisih antara jumlah neto yang diperoleh dan jumlah tercatat SBS.
                        4.   Pihak  kedua  mengklasifikasikan  SBS  yang  diperoleh  dari  transaksi  repo

                             syariah  di  transaksi  jual  beli  pertama  dalam  kategori  :  diukur  pada  biaya

                             perolehan; diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain;
                             diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

                        5.   Ketika transaksi jual beli kedua, pihak pertama mengakui dan mengukur SBS

                             sebagai berikut : jika SBS diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar
                             melalui laba rugi, maka SBS diukur pada nilai wajarnya. Selisih antara jumlah

                             yang  dibayarkan  dengan  nilai  wajar  diakui  di  laba  rugi.  jika  SBS
                             diklasifikasikan  sebagai  diukur  pada  nilai  wajar  melalui  penghasilan

                             komprehensif lain atau diukur pada biaya perolehan, maka SBS diukur pada




                        234 |MODUL USAS LEVEL PROFESIONAL - AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246