Page 264 - Modul CAFB - Akuntansi Keuangan - 2025
P. 264
Setelah pengakuan awal, entitas dapat memilih antara model nilai
wajar atau model biaya untuk kebijakan akuntansi atas seluruh
properti investasinya. Untuk properti yang dikuasai melalui sewa
operasi diklasifikasikan sebagai properti investasi, harus diukur
menggunakan model nilai wajar. Untuk properti investasi yang nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal atas dasar berkelanjutan,
harus diukur dengan model biaya.
Jika entitas memilih untuk menggunakan model nilai wajar, maka
seluruh properti investasi akan diukur berdasarkan nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
properti investasi akan diakui sebagai laba atau rugi pada periode
berjalan. Jika sebelumnya entitas telah mengukur properti investasi
DOKUMEN
berdasarkan nilai wajar, maka entitas melanjutkan pengukuran
property tersebut berdasarkan nilai wajar hingga pelepasan bahkan
jika transaksi pasar yang sejenis menjadi jarang terjadi dan harga
pasar menjadi tidak banyak tersedia.
IAI
Entitas yang memilih untuk menggunakan model biaya, maka seluruh
properti investasinya akan diukur sesuai dengan ketentuan dalam
PSAK 216: Aset Tetap.
Contoh soal:
PT Selsius memiliki properti investasi dengan biaya perolehan
Rp600.000.000 dan berumur 15 tahun. Penyusutan dilakukan dengan
metode garis lurus. Pada tanggal 31 Desember 20X4, nilai wajar
properti investasi tersebut sebesar Rp610.000.000.
Jurnal yang akan dibuat PT. Selsius pada tanggal 31 Desember 20X4:
Jika menggunakan model nilai wajar, PT. Selsius tidak perlu
menghitung penyusutan tetapi menghitung selisih antara nilai wajar
dengan nilai tercatat. Dari soal di atas terlihat bawah nilai wajar
Ikatan Akuntan Indonesia | 252

