Page 48 - Modul CAFB - Akuntansi Keuangan - 2025
P. 48
dilaporkan berdasarkan nilai pasar yang lebih tinggi pada tanggal laporan.
Perlakuan tersebut berdasarkan asumsi aset tetap akan digunakan dalam
kegiatan usaha, dan entitas tidak sedang dilikuidasi. Penyajian suatu
liabilitas sebagai liabilitas jangka panjang tentunya dengan asumsi bahwa
entitas tidak sedang dilikuidasi.
Dalam melakukan penilaian kelangsungan usaha suatu entitas, manajemen
memperhatikan semua informasi masa depan yang relevan, sedikitnya dua
belas bulan di akhir periode pelaporan. Apabila selama ini entitas msih
menghasilkan laba usaha, dan sumber pembiayaan cukup dapat
diandalkan, maka penilaian tidak memerlukan analisis yang terlalu rinci.
Namun, bila entitas menderita kerugian dan sumber pembiayaan kedepan
sangat diragukan, atau bila timbul suatu peraturan atau terjadinya tindakan
moneter, contohnya devaluasi mata uang, yang dapat mengancam
DOKUMEN
kelangsungan usaha entitas. Jika manajemen meragukan kelangsungan
usaha, maka hal tersebut perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. Dan,
jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, maka perlu diungkapkan fakta tersebut bersama
IAI
dengan dasar lain yang digunakan.
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Akuntansi sebagai sumber informasi keuangan menggunakan satuan uang
sebagai alat denominasi unsur-unsur yang dilaporkan dilaporan keuangan.
Pengukuran unsur neraca dan laporan laba rugi menggunakan beberapa
dasar pengukuran tertentu, yaitu biaya historis, biaya kini, nilai
realisasi/penyelesaian, nilai sekarang dan nilai wajar.
(1) Nilai Historis (Historical Cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar
atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan, untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Liabilitas dicatat
sebesar jumlah yang timbul sebagai penukar dari kewajiban atau
dalam keadaan tertentu (misalnya pajak penghasilan) sejumlah kas
Ikatan Akuntan Indonesia | 36

