Page 127 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 127
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
Secara keseluruhan, terlihat bahwa perusahaan ini berada dalam kondisi pasar yang sedang booming. Hal
ini tercermin dari varians besar pasar yang bersifat baik (favorable). Dalam kondisi yang demikian ini,
perusahaan memilih untuk menaikkan harga jual, dengan konsekuensi mengorbankan pangsa pasarnya.
11.2.3 Analisis Pertanggungjawaban Profit Center
Tabel 11.15 – Analisis Pertanggungjawaban Profit Center
Pada dasarnya, penilaian kinerja manajer yang mengepalai sebuah profit center, akan didasarkan pada
tingkat keuntungan yang diperoleh bagian tersebut. Permasalahannya adalah, definisi profit seperti apakah
yang sebaiknya dipergunakan. Dalam tabel diatas, terlihat ada empat jenis profit, yaitu marjin kontribusi,
DOKUMEN
controllable margin, divisional margin, atau net profit.
Marjin kontribusi berasal dari perhitungan pendapatan dikurangi biaya variabel. Pendekatan ini kurang
tepat dipakai untuk menilai kinerja dari manajer profit center, karena masih terdapat banyak biaya, diluar
biaya variabel, yang masih dibawah kendali dari manajer yang bersangkutan.
IAI
Biaya tetap yang dikeluarkan sebuah profit center, dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya tetap yang
dapat dikendalikan (controllable fixed costs) dan biaya tetap yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable
fixed costs). Controllable, berarti manajer dari profit center bersangkutan dapat mengendalikan biaya-biaya
yang dikeluarkan, karena besar kecilnya biaya yang dikeluarkan merupakan hasil keputusan dari manajer
yang bersangkutan. Sedangkan uncontrollable fixed costs merupakan biaya tetap yang merupakan beban dari
divisi, namun tidak dibawah kendali dari manajer profit center tersebut. Jika manajer profit center berhak
untuk menentukan berapa jumlah pegawai yang akan dipekerjakan pada divisi tersebut, maka biaya gaji
merupakan hal yang dapat dikendalikan oleh manajer, sedangkan contoh dari uncontrollable fixed costs
adalah biaya penyusutan dari gedung yang dipakai untuk beroperasi. Hal ini disebabkan keputusan untuk
memilih gedung yang akan ditempati, luas gedung tersebut, dsb, semuanya merupakan keputusan dari
kantor pusat. Karena itu biaya-biaya tersebut merupakan uncontrollable fixed cost bagi manajer profit center.
Penilaian kinerja dari seorang manajer profit center, sebaiknya dilakukan berdasarkan controllable marjin,
sedangkan divisional margin lebih dipergunakan untuk mengevaluasi kelayakan dari cabang tersebut,
apakah sebaiknya tetap dibuka ataukah ditutup.
Common costs merupakan biaya yang dipakai secara bersama-sama oleh semua divisi yang ada dalam
perusahaan. Contoh common costs adalah biaya yang dikeluarkan oleh kantor pusat. Biasanya biaya
kantor pusat ini akan dibebankan pada profit center yang dimiliki perusahaan, karena kantor pusat tidak
menghasilkan sesuatu yang dapat dijual. Permasalahan yang sering terjadi adalah, alokasi common costs ini
sering dilakukan secara tidak benar, sehingga menghasilkan angka pembebanan yang tidak akurat pada
masing-masing divisi. Jika common cost tersebut memang tidak dapat dibagi secara akurat, maka sebaiknya
common cost tersebut tidak perlu dibagi, sehingga hanya akan dimunculkan secara total, sebagai bentuk
pertanggungjawaban untuk perusahaan secara keseluruhan .
Ikatan Akuntan Indonesia 119