Page 131 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 131
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
Al Ehrbar mengatakan terdapat empat jenis economic value added, yaitu:
1. Basic EVA – merupakan model perhitungan Economic Value Added tanpa melakukan penyesuaian
terhadap angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Model ini menyerupai
model Residual Income, namun dengan mempergunakan rumus yang sedikit berbeda.
2. True EVA – merupakan model perhitungan Economic Value Added dengan memasukkan semua unsur
penyesuaian yang disarankan dalam model EVA
3. Tailored EVA – merupakan model perhitungan Economic Value Added yang disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak disarankan bagi suatu
perusahaan untuk memakai semua penyesuaian yang terdapat dalam model EVA. Perusahaan harus
memilih model penyesuaian yang tepat yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Tailored EVA adalah
model perhitungan EVA dengan mempergunakan penyesuaian-penyesuaian yang dianggap tepat bagi
perusahaan tersebut. Dengan demikian, model tailored EVA yang dipakai untuk satu perusahaan bisa
berbedadengan perusahaan lainnya, meskipun perusahaan tersebut berada dalam industry yang sama.
4. Disclosed EVA – mirip dengan model tailored EVA. Dalam hal ini tidak semua penyesuaian dipakai
untuk menghitung EVA perusahaan. Yang dipakai untuk penyesuaian hanyalah angka-angka yang
diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan.
Perbedaan antara model EVA dengan residual income terjadi apabila perusahaan mempergunakan model
True, Tailored atau Disclosed EVA. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kelemahan dari model
DOKUMEN
residual income adalah adanya kemungkinan angka-angka dalam laporan keuangan dibuat sedemikan
rupa, sehingga target residual income dapat tercapai. Model EVA menyarankan agar perusahaan dapat
mempergunakan perlakukan yang berbeda dengan prinsip PSAK untuk mengurangi perilaku yang tidak
diinginkan tersebut. Misalkan, dalam PSAK disebutkan bahwa beban pemasaran harus diakui sebagai
beban pada tahun berjalan. Karena itu, ada kecenderungan manajer investment center untuk mengurangi
IAI
atau menunda beban pemasaran jika target keuntungan perusahaan belum tercapai. Untuk mengurangi
perilaku disfungsional tersebut, maka salah satu penyesuaian yang disarankan dalam model EVA adalah
mengkapitalisasi biaya pemasaran tersebut, dan mengamortisasi biaya pemasaran selama tiga tahun
misalnya. Dengan mengkapitalisasi biaya pemasaran, diharapkan kecenderungan manajer investment center
untuk mempermainkan beban pemasaran dapat dikurangi.
11.3 Transfer Pricing
Transfer pricing merupakan suatu metode penentuan harga apabila terjadi penjualan antar divisi yang
terdapat dalam satu perusahaan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, keberhasilan dari sebuah profit
center atau investment center akan dilihat dari kemampuan divisi tersebut untuk menghasilkan laba. Laba
divisi diperoleh baik dari penjualan keluar perusahaan maupun penjualan antar divisi yang terdapat
dalam perusahaan tersebut. Karena itu, salah satu kegunaan dari transfer pricing adalah untuk melakukan
pengukuran kinerja dari sebuah responsibility center.
Penentuan transfer pricing harus memenuhi tiga kriteria, yaitu:
1. Penilaian kinerja yang akurat, hal ini berarti harga yang ditentukan tersebut tidak boleh
menguntungkan satu divisi tapi merugikan divisi lainnya.
2. Keselarasan tujuan (goal congruence), hal ini berarti harga yang ditentukan harus dapat
memaksimalkan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
3. Otonomi atau kebebasan divisi dalam mengambil keputusan, hal ini berarti setiap divisi yang terlibat
dalam transaksi berhak untuk memutuskan menerima atau menolak tawaran tersebut tanpa campur
tangan dari kantor pusat.
Ikatan Akuntan Indonesia 123