Page 28 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 28

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN







                  proses produksi. Jika hal tersebut yang terjadi, maka perusahaan dapat merancang ulang produknya,
                  sehingga lebih mudah dan lebih efisien untuk diproduksi.
            4.    Memperbaiki proses produksi (improve production processes), jika perusahaan berada dalam kondisi
                  persaingan yang ketat, dimana kekuatan pembeli (buyer power) lebih besar dari kekuatan penjual,
                  maka perusahaan akan sulit untuk menaikkan harga. Dalam keadaan ini, salah satu hal yang dapat
                  dilakukan  perusahaan  adalah  melakukan  perbaikkan  proses  produksi.  Bagian  ini  akan  dibahas
                  dengan lebih rinci pada bagian berikutnya dalam modul ini.
            5.    Mengubah kebijakan operasional dan strategi (change  operating  policies  and  strategy), mengubah
                  kebijakan operasional harus dilakukan dengan hati-hati. Activity based costing akan memperlihatkan
                  bahwa konsep JIT bisa saja menjadi bumerang bagi perusahaan. Tujuan konsep JIT adalah persediaan
                  seminimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka proses produksi harus dilakukan
                  berdasarkan permintaan (pull system), dengan konsekuensi produk dibuat dalam jumlah batch yang
                  kecil. Proses produksi seperti itu akan membuat aktivitas tingkatan batch akan dilakukan semakin
                  sering, yang berakibat bukan pada penurunan biaya, namun malahan bisa menjadikan peningkatan
                  biaya. Dampak biaya dari perubahan kebijakan tersebut dapat dilihat pada hasil perhitungan activity
                  based costing. Karena itu disarankan agar perusahaan dapat memisahkan jenis produk yang akan
                  diproduksi secara massal dalam jumlah besar dengan produk yang akan diproduksi dalam batch
                  yang kecil. Untuk produk yang dapat dibuat dalam batch besar, maka fokus produksi adalah pada
                  penghematan biaya pada aktivitas tingkatan unit, sedangkan untuk produk yang diproduksi dalam
                  batch yang kecil harus diupayakan penghematan dalam aktivitas tingkatan batch, seperti melakukan
                               DOKUMEN
                  investasi pada teknologi yang fleksibel.
            6.    Melakukan investasi pada teknologi yang fleksibel (invest in flexible technology), cara ini menyarankan
                  perusahaan untuk melakukan investasi pada teknologi yang dapat membuat aktivitas-aktivitas yang
                  bersifat batch maupun produk dapat dilakukan dengan lebih efisien. Misalkan perusahaan dapat
                  membeli mesin yang mempercepat proses set-up yang dilakukan perusahaan. Dengan mempercepat
                  waktu set-up, maka walaupun produk-produk tersebut dibuat dalam batch yang kecil, namun biaya
                  aktivitas setup tidak menjadi besar.  IAI
            7.    Menghentikan produksi produk (eliminate products), jika segala macam cara telah ditempuh dan
                  tidak menghasilkan apapun, langkah terakhir adalah menghentikan produksi produk. Keputusan
                  ini seringkali ditentang oleh bagian pemasaran, dengan berbagai macam alasan. Diantaranya adalah
                  tanpa produk tersebut, maka akan terdapat beberapa pelanggan yang akan berhenti membeli produk
                  lainnya dari perusahaan. Bila hal tersebut menjadi alasan utama, maka akan lebih baik keputusan
                  diberikan pada departemen pemasaran untuk mengelola produk yang menguntungkan maupun yang
                  tidak menguntungkan dengan tujuan untuk memaksimalkan tingkat profitabilitas dari keseluruhan
                  produk yang dimiliki perusahaan.





            2.5   Activity Based Costing dengan Idle Capacity (Time Driven Activity Based Costing)

            Kelemahan  model  activity based costing yang telah dibahas adalah model  ini  hanya  akan memberikan
            gambaran mengenai kondisi perusahaan yang akurat saat ini. Namun demikian, jika model activity based
            costing ini tidak dapat dipergunakan untuk melihat dari dampak efisiensi yang dilakukan perusahaan.
            Meskipun perusahaan dapat melakukan efisiensi sedemikian rupa, sehingga dapat menghilangkan salah
            satu aktivitas yang dilakukannya. Hal tersebut belum tentu menjamin bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan
            perusahaan otomatis akan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan, jika perusahaan menghilangkan
            aktivitas, maka biaya tetap dari aktivitas tersebut tidak serta merta hilang, yang dapat dihilangkan adalah
            biaya non tetap. Karena itu, model activity based costing yang dapat dipergunakan untuk efisiensi adalah
            model activity based costing yang memisahkan biaya tetap dengan biaya non tetap.






     20      Ikatan Akuntan Indonesia
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33