Page 39 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 39

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN







               Bagian berikutnya dalam konsep operating activity based management adalah mencari tolok ukur yang dapat
               dipergunakan untuk memonitor kemajuan dari proses effisiensi yang dilakukan perusahaan. Tolok ukur
               yang dipergunakan sebaikny dilihat dari tiga sisi, yaitu biaya, waktu, dan kualitas. Misalkan, perusahaan
               memutuskan untuk melakukan effisiensi terhadap aktivitas penyusunan laporan keuangan perusahaan.
               Orang yang bekerja melakukan aktivitas tersebut dikurangi dari tujuh orang menjadi tiga orang. Karena
               jumlah orang dikurangi, maka otomoatis biaya untuk melakukan aktivitas tersebut pasti berkurang. Namun,
               demikian, pengurangan orang tersebut dapat berdampak negatif terhadap waktu penyelesaian laporan
               keuangan tersebut, dan juga kualitas dari laporan keuangan yang dihasilkan, seperti banyaknya kesalahan
               jurnal yang dibuat.Karena itu selain memonitor terhadap jumlah pengurangan biaya yang diperoleh dari
               aktivitas tersebut, faktor kualitas dan waktu juga harus senantiasa diperhitungkan.

               Perhitungan, analisis dan cara perhitungan biaya aktivitas yang menambah nilai dan yang tidak menambah
               nilai dapat dilihat pada buku cost management karangan Guan, Hansen, dan Mowen, pada halaman 434
               sampai dengan 442.




               3.4  Biaya Kualitas (Cost of Quality)


               Salah satu konsep konkrit penerapan operating activity based management adalah konsep biaya kualitas.
                               DOKUMEN
               Konsep biaya kualitas ini disarankan dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan yang mengaplikasikan
               program gusus kendali mutu (GKM). Tujuan dari proses GKM adalah untuk menghasilkan barang yang
               berkualitas. Berkualitas dalam hal ini berarti memproduksi barang yang sesuai dengan spesifikasi yang
               telah ditentukan perusahaan, Proses pembuatan barang yang berkualitas tersebut dilakukan dengan konsep
               zero defect, yaitu proses produksi harus menghasilkan barang yang sesuai dengan spesifikasi tersebut. Salah
                                                     IAI
               satu tujuan dari penerapan konsep GKM adalah untuk meningkatkan laba perusahaan. Jika perusahaan
               dapat memproduksi barang dengan konsep zero defect, maka  banyak biaya-biaya yang tidak memiliki nilai
               tambah akan dapat dihilangkan perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan penurunan biaya dan peningkatan
               laba perusahaan. Selain itu, dengan memproduksi barang berkualitas, maka konsumen akan puas, yang
               pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan. Biaya kualitas dipergunakan untuk
               melakukan monitoring secara finansial terhadap program GKM perusahaan, apakah sudah berjalan dengan
               baik atau tidak. Tanpa biaya kualitas, monitoring terhadap keberhasilan GKM perusahaan hanya dilihat
               dari dua sisi, yaitu sisi perbaikkan waktu dan sisi perbaikkan kualitas. Dengan adanya konsep biaya kualitas,
               maka seperti yang telah diterangkan sebelumnya, konsep perbaikkan proses perusahaan dapat dilihat secara
               lengkap dari tiga sisi, yaitu biaya, waktu, dan kualitas.

               Biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan dapat dibagi menjadi empat bagian besar, yaitu :

               1.   Biaya pencegahan (prevention costs)
               2.   Biaya pemeriksaaan (appraisal cost)
               3.   Biaya kegagalan internal (internal failure costs)
               4.   Biaya kegagalam eksternal (external failure costs)

               Dari keempat biaya tersebut, biaya pencegahan dan biaya pemeriksaan dapat digolongkan sebagai biaya
               pengendalian (control costs), sedangkan biaya kegagalan internal dan eksternal akan digolongkan sebagai
               biaya kegagalan (failure costs).

               Biaya pencegahan (prevention costs) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mencegah agar
               perusahaan tidak memproduksi barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan
               misalnya untuk melakukan pelatihan terhadap orang-orang, membeli mesin yang lebih handal, melakukan
               perawatan berkala yang konsisten, dan sebagainya.






                                                                                    Ikatan Akuntan Indonesia      31
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44