Page 68 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 68
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
menerapkan sistem Activity Based Costing, dan ingin mempergunakan sistem tersebut untuk menganalisis
kelayakan pesanan ini. Informasi yang tersedia untuk memproduksi 10.000 kacamata tersebut adalah:
Pemicu Aktivitas Kapasitas Jumlah Tarif per Aktivitas
Biaya
(Activity Driver) Menganggur Dibutuhkan Commited Fleksibel
Bahan Mentah Langsung Rangka Kacamata - 10.000 - 12.000
Buruh Langsung Jam Buruh Langsung - 5.000 - 20.000
Set-Up Jam Set-Up 45 80 10.000.000 120.000
Inspeksi Jam Inspeksi 400 800 20.000.000 80.000
Pembuatan Kacamata Jam Mesin 8.000 6.000 15.000.000 3.000
Peningkatan kapasitas set-up, inspeksi, dan pembuatan kacamata harus dilakukan dalam kelipatan tertentu.
Peningkatan kapasitas set-up dapat dilakukan dalam kelipatan 25 jam. Untuk aktivitas inspeksi, peningkatan
dilakukan dalam kelipatan 2.000 jam dengan peningkatan biaya tetap sebesar Rp20.000.000 untuk setiap
kelipatan tersebut. Mesin untuk membuat sepatu dapat disewa dengan harga Rp20.000 per jam mesin.
Setiap mesin akan menambah kapasitas produksi sebanyak 2.500 jam mesin. Berdasarkan informasi yang
diberikan, apakah pesanan tersebut lebih baik diterima atau tidak ?.
Jawaban:
DOKUMEN
Dari contoh soal tersebut, terdapat dua jenis sumberdaya yang bersifat fleksibel, yaitu bahan mentah
langsung dan buruh langsung. Untu kedua jenis sumberdaya ini, maka jumlah sumberdaya yang dipakai
akan sesuai dengan jumlah sumberdaya yang dipasok. Karena itu biaya yang akan dikeluarkan akan sesuai
dengan jumlah pemakaian. Dalam hal ini total biaya bahan mentah langsung adalah Rp12.000 X 10.000
rangka kacamata = Rp120.000.000. Sedangkan untuk biaya buruh langsung besarnya adalah Rp20.000 X
IAI
5.000 jam buruh langsung = Rp100.000.000.
Ketiga aktivitas lainnya, yaitu set-up, inspeksi dan pembuatan kacamata memiliki komponen sumberdaya
fleksibel dan sumber daya committed. Untuk sumber daya fleksibel, maka biaya untuk melakukan aktivitas
akan disesuaikan dengan jumlah pemakaian, dimana sekali lagi jumlah sumberdaya yang dipakai sama
dengan jumlah sumberdaya yang dipasok. Untuk aktivitas set-up adalah Rp120.000 X 80 = Rp9.600.000,
sedangkan untuk aktivitas inspeksi adalah Rp80.000 X 800 = Rp6.400.000, dan untuk pembuatan kacamata
adalah Rp3.000 X 6.000 jam mesin = Rp18.000.000. Sehingga total biaya fleksibel yang dikeluarkan untuk
pesanan tersebut adalah Rp254.000.000.
Untuk sumberdaya committed, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan akan memperoleh
sumberdaya tersebut didepan. Hal ini akan mengakibatkan sumberdaya yang dipasok akan berbeda dengan
sumberdaya yang dibutuhkan. Untuk aktivitas set-up misalnya, perbedaan antara sumberdaya yang dipasok
dengan yang dibutuhkan akan menimbulkan kaspasitas menganggur sebanyak 45 jam set-up. Untuk
menganalisis pesanan khusus tersebut, maka perusahaan harus memperbandingkan antara kapasitas yang
dibutuhkan dengan kapasitas yang tersedia. Untuk aktivitas set-up terdapat 45 jam set-up menganggur,
namun yang dibutuhkan adalah 80 jam. Karena itu, untuk aktivitas set-up terdapat kekurangan sebanyak
35 jam set-up. Untuk memenuhi pesanan ini, maka perusahaan harus menambah jam set-up. Namun
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan dalam kelipatan 25 jam. Karena itu, untuk memenuhi
pesanan tersebut diperlukan tambahan 50 jam set-up dengan total kenaikkan biaya committed sebesar
Rp20.000.000. Sedangkan untuk aktivitas inspeksi, jumlah jam yang harus ditambah adalah 2.000 jam
dengan total tambahan biaya committed sebesar Rp20.000.000. Untuk aktivitas pembuatan kacamata tidak
diperlukan penambahan sumberdaya committed, karena jumlah kapasitas menganggur masih memadai
untuk dipergunakan membuat pesanan khusus tersebut. Dengan demikian total tambahan biaya committed
untuk memenuhi pesanan khusus tersebut adalah Rp40.000.000. Total biaya untuk memenuhi pesanan
60 Ikatan Akuntan Indonesia