Page 78 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 78
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
dengan unit terjual, maka biaya tersebut tidak dapat dikatakan sebagai biaya varaibel. Contohnya, misalkan ada
sebuah toko roti yang akan melakukan analisis CVP. Dalam analisis CVP nya, toko tersebut memperkirakan
bahwa setiap hari sabtu dan minggu karyawan akan melakukan lembur selama dua jam. Dalam hal ini, biaya
lembur bukan merupakan biaya variabel, karena biaya lembur akan meningkat atau menurun sesuai dengan
jumlah jam lembur. Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa setiap jam lembur akan menghasilkan tingkat
penjualan roti yang sama, karena itu biaya lembur bukan merupakan biaya variabel. Karena dalam analisis
CVP hanya ada dua golongan biaya, maka biaya lembur tersebut akan dimasukkan dalam kategori biaya
tetap. Dengan demikian, definisi biaya tetap dalam analisis CVP adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan yang tidak dapat dikategorikan sebagai biaya variabel.
Masalah lain yang timbul adalah rumus CVP mengatakan bahwa biaya variabel harus dinyatakan secar
per unit dan tidak dapat dinyatakan dalam bentuk total. Misalkan, dalam contoh toko roti tersebut, untuk
mebuat roti dibutuhkan berbagai bahan baku termasuk air. Biaya air untuk mebuat roti merupakan biaya
varaibel, karena makin banyak roti yang dibuat, makin banyak air yang dipakai, dan kenaikannya adalah
proporsional. Masalahnya adalah, jika perusahaan ingin memperlakukan biaya air sebagai biaya varaibel,
maka perusahaan harus dapat menghitung berapa biaya air untuk membuat satu roti. Jika jenis roti yang
dihasilkan perusahaan cukup banyak, maka perhitungan biaya air per unit roti menjadi cukup sulit untuk
dilakukan. Jika toko roti tersebut tidak menghitung biaya air per unit roti, dan hanya memiliki informasi
mengenai angka total biaya air, maka biaya air untuk pemnbuatan roti tersebut, meskipun sebenarnya
bersifat varaibel, terpaksa akan dimasukkan dalam kelompok biaya tetap Dari penjelasan diatas, terlihat
DOKUMEN
bahwa dalam analisis CVP banyak biaya dalam kelompok biaya tetap bukan merupakan biaya tetap seperti
dalam definisi yang disebut diawal modul ini.
IAI
7.7 Ilustrasi Analisis CVP dengan Indentifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel
PT Jaja Marja adalah sebuah perusahaan yang mengelola jalan tol. Luas jalan tol yang dikelola adalah 80
Km. Jalan tol ini merupakan jalan tol dalam kota, sehingga tariff yang dibebankan pada setiap kendaraan
tidak tergantung dari jarak. Untuk satu kali masuk, setiap kendaraan sedan akan dibebani biaya sebesar
Rp8.000, sedangkan kendaraan jenis truk akan dikenakan tariff sebesar Rp10.000 Untuk mengoperasikan
jalan tol diperlukan sebanyak 12 orang petugas tol dengan gaji sebesar Rp2.000.000 per bulan. Pada jam-
jam sibuk, diperlukan petugas tol yang lebih banyak, sehingga diperkirakan setiap hari senin sampai jumat
perusahaan akan memberikan total lembur sebanyak 10 jam per harinya. Upah lembur yang dibayarkan
adalah Rp20.000 per jam. Diluar petugas tol, PT. Jaja Marja juga memiki direksi dan karyawan berjumlah
30 orang, dengan total biaya gaji Rp120.000.000 per bulannya. Selain itu, PT. Jaja Marja juga mengeluarkan
biaya pemeliharaan jalan sebesar Rp4.000.000 per kilometer per tahun.
Besarnya biaya penyusutan jalan per tahunnya adalah Rp300.000.000. Selain itu, untuk melakukan
penerangan jalan dimalam hari diperlukan listrik sebesar 20.000 Kwh per bulan. Biaya listrik per Kwh
adalah Rp1.000. Biaya untuk mencetak buku karcis tol adalah Rp100 per lembar, dan setiap kendaraan
yang memasuki jalan tol akan diberikan satu lembar karcis. Diluar biaya-biaya diatas, perusahaan juga
mengeluarkan biaya administrasi dan umum sebesar Rp100.000.000 per tahun. (semua biaya administrasi
merupakan biaya tetap).
Perusahaan juga merencanakan untuk menyewakan pinggiran jalan tol untuk pemasangan papan iklan.
Terdapat 12 spot yang dapat dipergunakan untuk pemasangan iklan. Tariff pemasangan iklan adalah
Rp20.000.000 per spot per tahun, dan diperkirakan akan terdapat 10 spot yang dapat disewakan. Untuk
membangun papan iklan tersebut diperkirakan perusahaan akan mengeluarkan biaya sebesar Rp3.000.000
per spot. Selain itu, perusahaan juga harus membayar pajak kepada pemerintah daerah sebesar Rp1.000.000
70 Ikatan Akuntan Indonesia