Page 76 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 76
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
7.4 Contoh Soal Perhitungan CVP
Misalkan PT X sedang melakukan perencanaan laba. Informasi yang dapat dikumpulkan adalah sebagai
berikut:
Harga jual per unit adalah Rp 500
Biaya varaibel per unit adalah Rp 250
Total biaya tetap Rp 10,000,000
Total target keuntungan setelah pajak adalah Rp 15,000,000
Tarif pajak 25%
Dari informasi tersebut, dengan mempergunakan rumus yang telah dibahas, maka titik impas perusahaan
adalah Rp10.000.000/(Rp500 – Rp250) = 40.000 unit. Sedangkan untuk menghitung unit terjual untuk
mencapai tingkat keuntungan Rp15.000.000 setelah pajak, perusahaan harus terlebih dahulu menghitung
tingkat keuntungan sebelum pajak, yaitu Rp15.000.000/(1-25%) = Rp20.000.000. Angka tersebut akan
dipakai untuk menghitung target unit yang harus dijual, yaitu Rp20.000.000/(Rp500 – Rp250) = 80.000 unit.
Setelah angka 80.000 unit tersebut diperoleh, angka tersebut tidak dapat langsung dimasukkan sebagai target
penjualan perusahaan untuk tahun depan. Pertama, angka tersebut akan diperbandingkan dengan kapasitas
produksi perusahaan, apakah kapasitas produksi dapat memenuhi target penjualan sebanyak 80.000 unit
tersebut. Jika kapasitas produksi perusahaan kurang dari itu, maka asumsi-asumsi penyusunan CVP harus
DOKUMEN
diperbaiki, misalkan peningkatan harga jual, penambahan kapasitas produksi, outsourcing dan sebagainya.
Selain kapasitas produksi, hal lain yang harus dipertimbangkan adalah tingkat permintaan dari produk
tersebut, dalam hal ini apakah pasar dapat menyerap target penjualan tersebut. Jika tingkat permintaan
maksimal di pasar hanya 75.000 unit, maka sekali lagi perusahaan harus mengubah asumsi awal mereka,
misalkan pengurangan biaya tetap, penambahan biaya iklan dan seterusnya. Angka yag dapat dipakai
sebagai target penjualan tahun depan adalah angka yang sesuai dengan kapasitas produksi perusahaan dan
diperkirakan dapat diserap pasar. IAI
7.5 Analisis CVP untuk Lebih dari Satu Jenis Produk
Semua ilustrasi diatas mengasumsikan bahwa produk yang dihasilkan perusahaan hanyasatu jenis.
Bagaimana jika perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk, bahkan bisa jadi puluhan atau
ratusan jenis produk. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Apakah produk tersebut diproduksi atau dijual dengan mempergunakan kapasitas yang sama? Jika
antara satu produk dengan produk yang lain dihasilkan dari fasilitas yang berbeda, maka analisis CVP
dapat dilakukan secara terpisah untuk masing-masing produk.
2. Jika produk-produk yang dihasilkan berasal dari fasilitas yang sama, maka harus dilihat lagi, apakah
produk-produk tersebut memiliki marjin kontribusi per unit yang sama. Jika produk-produk tersebut
memiliki kontribusi marjin yang sama, maka analisis CVP dapat dilakukan seolah-olah produk-
produk tersebut merupakan satu produk.
3. Jika produk-produk yang dihasilkan berasal dari fasilitas yang sama, namun memiliki marjin kontribusi
per unit yang berbeda-beda, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan alokasi biaya untuk masing-
masing produk tersebut, lalu melakukan analisis CVP untuk masing-msing produk secara terpisah.
Namun, cara seperti ini tidak disarankan, karena biasanya perusahaan mengalami kesulitan untuk
mengalokasikan biaya secara akurat pada masing-masing produknya. Karena itu, cara yang disarankan
adalah menggabungkan marjin kontribusi per unit dari masing-masing produk berdasarkan target
68 Ikatan Akuntan Indonesia