Page 80 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 80

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN







            Untuk menjawab pertanyaan kedua, terlebih dahulu harus dihitung besarnya target keuntungan sebelum
            pajak, yaitu Rp504.000.000/(1-20%) = Rp630.000.000. Untuk mencapai target keuntungan tersebut, maka
            jumlah kendaraan yang harus melewati jalan tol adalah (Rp1.261.980.000 + Rp630.000.000)/Rp8.100 =
            233.578 kendaraan, yang terdiri dari 23.358 kendaraan truk (10%) dan 210.220 kendaraan mobil (90%).




            7.9  Analisis CVP dalam Ketidakpastian


            Analisis CVP dilakukan dalam tahap perencanaan, dimana asumsi yang dibuat perusahaan belum tentu
            sama dengan kondisi sebenarnya saat rencana tersebut dilaksanakan. Karena itu, unsur ketidakpastian harus
            dipertimbangkan. Ada tiga cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi ketidakpastian
            tersebut, yaitu:

            1.   Safety Margin
            2.   Operating Leverage
            3.   Analisis Sensitivitas (What-if Analysis)
            Safety margin merupakan  selisih  antara unit  yang diperkirakan  dapat  dijual  perusahaan  pada  periode
            analisis dengan unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas. Semakin besar safety margin yang
                               DOKUMEN
            dimiliki perusahaan, maka posisi perusahaan akan semakin aman, karena jika terdapat asumsi yang sedikit
            meleset, perkiraan posisi perusahaan masih jauh dari titik impas. Sebaliknya, jika safety margin perusahaan
            rendah, maka perusahaan berada dalam posisi yang rawan, karena jika terdapat asumsi yang meleset, maka
            laba yang diperoleh perusahaan bisa dibawah titik impas, dengan kata lain perusahaan merugi.

            Operating leverage mengukur besarnya proporsi biaya tetap dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan
                                                     IAI
            perusahaan. Semakin tinggi operating leverage berarti semakin tinggi porporsi biaya tetap dalam perusahaan.
            Proporsi biaya tetap yang semakin tinggi akan menambah risiko yang dihadapi perusahaan, karena semakin
            tinggi biaya tetap perusahaan, maka fluktuasi laba yang diperoleh perusahaan akan cenderung semakin
            besar. Rumus untuk menghitung operating leverage adalah total marjin kontribusi dibagi dengan total laba
            operasi. Jika perusahaan memiliki operating leverage sebesar 5, hal ini berat jika target penjualan perusahaan
            meleset sebanyak 1%, maka laba yang diperoleh perusahaan akan meleset sebanyak 5%.

            Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mencari unsur yang paling sensitif dalam
            analisis CVP. Yang dimaksud dengan faktor yang paling sensitif adalah faktor yang jika meleset paling
            mempengaruhi perolehan laba perusahaan. Misalkan perusahaan menganggap faktor yang paling sensitif
            adalah harga, maka dalam analisis ini harga akan dinaikkan atau diturunkan sebesar 1% dari rencana awal,
            dan dilihat dampaknya terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Faktor yang paling sensitif inilah yang
            harus dijaga perusahaan agar dalam masa pelaksanaannya tidak meleset dari rencana.





            7.10 CVP Dengan Model Activity Based Costing

            Seperti yang telah dijelaskan dalam modul sebelumnya, bahwa terdapat empat tingkatan aktivitas dalam
            model activity based costing, yaitu unit level, batch level, product level, maupun facility level. Dalam hal ini,
            definisi biaya tetap dan biaya variabel akan dikaitkan bukan hanya terhadap produk, namun juga terhadap
            aktivitas. Dengan konsep activity based costing ini, biaya varaibel hanyalah merupakan biaya variabel dari
            aktivitas tingkat unit, sedangkan biaya tetap untuk aktivitas tingkat unit, dan juga biaya-biaya dari tingkatan
            aktivitas lainnya akan dikelompokkan sebagai biaya tetap.







     72      Ikatan Akuntan Indonesia
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85