Page 92 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 92
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
Belief system yang baik seharusnya dapat membuat agar orang-orang yang ada dalam perusahaan memiliki
misi yang sama dengan misi perusahaan, sehingga apa yang dilakukan orang-orang tersebut memang
akhirnya bertujuan untuk menjalankan misi perusahaan. Salah satu contoh misi yang paling terkenal adalah
misi dari Disneyland. Penyederhanaan misi dari Disneyland adalah to make people happy. Salah satu upaya
dari Disneyland untuk menjalankan misinya adalah dengan selalu mengingatkan pada karyawan mereka,
bahwa apapun posisi mereka dalam perusahaan, mereka adalah aktor dan aktris yang bertugas untuk
menyenangkan orang-orang yang berkunjung ke Disneyland.
Namun demikian, hampir semua misi dari perusahaan yang berorientasi pada profit adalah mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya, atau meminjam istilah dari orang-orang manajemen keuangan adalah
memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Bahkan dalam pernyataan misi dari Disneyland, disebutkan
bahwa misi dari Disneyland adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, namun hal itu
dilakukan dengan cara making people happy. Apakah diperbolehkan perusahaan hanya memiliki satu misi
yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham ?. Jawabannya tentu saja diperbolehkan. Namun menurut
penelitian yang dikemukakan oleh Collin and Porras (2002) bahwa perusahaan-perusahaan yang berumur
panjang adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki sekumpulan misi, dimana memaksimalkan kekayaan
pemegang saham hanya merupakan salah satu dari misi tersebut, dan bukan yang terutama.
Untuk melengkapi mission statement perusahaan, maka dibutuhkan pernyataan values untuk lebih
memperjelas perilaku-perilaku apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang tersebut dalam
DOKUMEN
menjalankan misi perusahaan.
9.3.2 Boundary System
Levers of control yang kedua adalah boundary system. Boundary system dibutuhkan, karena misi dan
IAI
nilai perusahaan masih bersifat terlalu umum. Boundary system bertugas untuk memberikan pagar pada
pernyataan misi dan nilai, sehingga orang-orang yang ada dalam perusahaan dapat lebih memahami apa
yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam perusahaan. Ada dua jenis boundary system, yaitu:
1. Strategic Boundary
2. Business Conduct Boundary
Strategic boundary memberikan batasan mengenai keputusan-keputusan strategis yang dapat diambil
perusahaan dalam rangka menjalankan misinya. Contohnya adalah perusahaan General Electric (GE).
Dalam rangka memaksimalkan kekayaan pemegang saham, perusahaan ini banyak melakukan akuisisi atau
investasi pada perusahaan-perusahaan lainnya, bahkan memang karyawan-karyawan pada perusahaan
ini didorong untuk mencari target-target akuisisi yang menguntungkan perusahaan. Namun demikian,
pencarian target akuisisi tersebut dibatasi dengan kebijakan yang mengatakan bahwa investasi hanya dapat
dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi nomor satu atau nomor dua dibidangnya.
Jika persyaratan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka investasi tidak dapat dilakukan. Ada empat macam
strategic boundaries yang biasa dipakai, yaitu:
1. Minimal posisi persaingan
2. Minimal tingkat pengembalian yang diperoleh
3. Produk atau jasa yang bukan merupakan kompetensi perusahaan
4. Posisi dan pesaing yang harus dihindari.
Business conduct boundaries memberikan batasan pada values yang dimiliki organisasi, karena values
dianggap masih terlalu luas. Karena itu dibutuhkan business conduct boundaries untuk lebih memperjelas
hal-hal apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam kaitannya dengan perilaku orang-orang
yang ada dalam perusahaan.
84 Ikatan Akuntan Indonesia