Page 94 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 94
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
9.3.4 Interactive Control System
Dalam pembahasan sebelumnya, terlihat bahwa sifat daripada diagnostic control system hanyalah untuk
memastikan apakah strateji sudah dijalankan, dan apakah tujuan perusahaan sudah tercapai. Namun
jangan dilupakan bahwa strateji perusahaan disusun berdasarkan suatu asumsi tertentu. Kondisi lingkungan
eksternal perusahaan yang terus berubah, bisa membuat strateji yang disusun perusahaan menjadi usang.
Perubahan lingkungan tersebut akan menimbulkan ancaman dan kesempatan yang baru bagi perusahaan,
yang dapat menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan strategic uncertainties atau ketidakpastian
strateji. Tujuan dari interactive control system adalah untuk mendeteksi strategic uncertainties tersebut
sehingga dapat ditemukan sedini mungkin.
Menurut Simons (2000), terdapat empat elemen yang harus diperhatikan agar perusahaan dapat memiliki
interactive control system yang baik. Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Informasi yang terkandung dalam interactive control system harus mudah dimengerti
2. Interactive control system harus memberikan informasi mengenai ketidakpastian strateji (strategic
uncertainties)
3. Interactive control system harus dapat dipakai oleh seluruh tingkatan dalam organisasi
4. Interactive control system harus menghasilkan rencana baru.
Informasi dalam interactive control system diperoleh melalui KPI. Dalam hal ini, KPI yang harus dipilih
DOKUMEN
adalah KPI yang mudah dimengerti dan mencerminkan ketidakpastian stratejik perusahaan. Artinya
KPI yang dipilih harus dapat menangkap potensi adanya kemungkinan ancaman atau peluang baru yang
dihadapi perusahaan. Misalkan, jika strategic uncertainties yang dihadapi adalah masalah teknologi, maka
KPI yang dipilih untuk interactive control system adalah KPI yang dapat memonitor perubahan teknologi
tersebut. Jika perusahaan berada dalam industry yang sudah mature, maka strategic uncertainties yang
IAI
dihadapi berkaitan dengan tindakan-tindakan yang akan diambil oleh pesaing seperti promosi, diskon dan
sebagainya, dan juga perubahan kebiasaan membeli dari pelanggan. Karena itu KPI yang dipilih untuk
interactive control system harus bisa menangkap perubahan-perubahan tersebut. Dalam hal ini KPI yang
dapat dipilih adalah market share, pendapatan per produk, dan pengiriman barang per produk.
KPI yang dipilih untuk interactive control system akan dimonitor sesering mungkin, sehingga KPI tersebut
harus dapat diperbaharui (up-date) sesering mungkin. Dengan mempergunakan KPI tersebut diharapkan
perusahaan dapat menangkap ancaman dan kesempatan yang dihadapi perusahaan sedini mungkin.
Meskipun perusahaan sudah dapat memonitor strategic uncertainties tersebut, hal penting lainnya adalah
apa yang akan dilakukan perusahaan apabila memang terdapat ancaman atau kesempatan yang baru.
Terkadang ancaman dan kesempatan tersebut dapat terdeteksi dengan cepat, namun karena masalah struktur
organisasi yang terlalu berjenjang menyebabkan pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secepatnya.
Hal ini menyebabkan deteksi dini dari ancaman dan kesempatan tersebut menjadi sia-sia. Untuk itu, dalam
interactive control system juga dibutuhkan mekanisme yang dapat membuat rentang waktu antara deteksi
ancaman-kesempatan dengan waktu pengambilan keputusan dapat dilakukan secepat mungkin. Karena itu,
elemen kedua dalam interactive control system adalah adanya pertemuan yang dilakukan oleh perusahaan
yang dihadiri setiap jenjang yang ada dalam perusahaan tersebut, termasuk manajemen puncak. Pertemuan
tersebut dilakukan khusus membicarakan mengenai KPI yang dipergunakan untuk interactive control
system tersebut. Jika terjadi perubahan yang significant pada angka KPI tersebut, misalkan ada penurunan
penjualan pada minggu tersebut, maka semua orang dalam perusahaan berusaha mencari penyebab
hal tersebut terjadi, dan kemudian didiskusikan dalam pertemuan tersebut. Pertemuan tersebut harus
menghasilkan tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan
demikian melalui interactive control system ini, seluruh karyawan diharapkan dapat berfikir innovatif untuk
mengantisipasi perubahan lingknugan tersebut.
86 Ikatan Akuntan Indonesia