Page 210 - Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat (Plus Soal)
P. 210

ETIKA PROFESI
                                                                                                  DAN TATA KElOlA
                                                                                                      KORPORAT





                Utang Bank Jangka Pendek                    -      161.027     217.087     221.059     264.024
                Utang Usaha                             98.114      95.294     117.013     141.225     189.926
                Kewajiban Jangka Panjang yang jatuh tempo   577.176  631.579   736.736     361.442     254.714
                dalam satu tahun
                Kewajiban Lancar                       845.368    1.324.673   1.467.638  979.524.00    924.677
                Kewajiban tidak Lancar                 467.769     150.523     186.411     620.191     810.786
                Jumlah Kewajiban dan Ekuitas           941.141    1.428.779   1.695.019   1.955.536   2.009.536
                Pendapatan Usaha                       177.698     303.056     408.729     592.238     667.300
                Laba (rugi) Kotor                       29.433       8.509     (42.181)    (37.992)   (112.791)
                Laba (rugi) usaha                      (70.440)   (222.448)   (206.128)   (127.320)   (201.215)
                Beban Keuangan                        (224.426)   (120.254)    (76.811)    (73.737)    (90.940)
                Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak   (290.995)  (116.954)  (306.357)  (36.917)  (82.491)
                tangguhan
                Manfaat (beban) Pajak                  (35.354)    (32.598)     (8.493)     38.611     (17.462)
                Laba (rugi) Bersih                    (325.579)   (150.684)   (314.850)      1.694     (99.953)
               Sumber:*) Laporan Keuangan Tahun 2013; **) Laporan Tahunan 2011


               Dalam Laporan Tahunan 2010, 2011, dan 2012, manajemen perusahaan menjelaskan bahwa penurunan
               kinerja perusahaan disebabkan oleh penurunan volume penjualan MDF setiap tahunnya, baik untuk
               pasar pasar ekspor, maupun pasar domestik. Penurunan kinerja industri MDF ini terbanyak disebabkan
                               DOKUMEN
               oleh minimnya modal kerja Perseroan yang mengakibatkan berkurangnya suplai bahan baku kayu baik
               yang berasal dari internal maupun yang dibeli dari pihak luar. Sehingga manajemen mengambil kebijakan
               menghentikan mesin produksi MDF. Perusahaan juga menyebutkan cuaca yang tidak menentu sebagai
               faktor yang mempengaruhi kinerja operasional hutan alam dan hutan tanaman.
                                                     IAI
               Penurunan kinerja keuangan tersebut juga menyebabkan SULI tidak dapat memenuhi utang yang jatuh
               tempo. Proses restrukturisasi utang yang belum berhasil dilakukan juga menghambat upaya perusahaan
               memperoleh modal kerja untuk memperbaiki kinerja operasional dan keuangan perusahaan. Rencana
               divestasi sebagaian saham di PT Kalimantan Powerindo (KP) yang diharapkan dapat menjadi sumber dana
               modal kerja tidak dapat direalisasikan karena tidak terjadinya kesepakatan antara PT Bank CIMB-Niaga
               selaku kreditor KP dengan PT Bangun Daya Persada (BDP) selaku calon investor KP.

               Sengketa Pemegang Saham Pengendali dan Pemegang Saham Publik         2


               Pada tahun 2011, pemegang saham publik, atas nama Imani United Pte. Ltd dan Deddy Hartawan Jamin,
               pemegang 13,78% saham perusahaan, mengajukan permohonan pemeriksaan terhadap perseroan kepada
               Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Permohonan pemeriksaan ini diduga disebabkan oleh penurunan
               kinerja perusahaan selama beberapa tahun terakhir yang tidak mencerminkan kapasitas perusahaan.
               Dalam laporan tahunan perusahaan tahun 2012, disebutkan perusahaan menguasai lebih dari 840 ribu ha
               hutan lama dan 73 ribu ha hutan tanaman industri. Dengan kapasitas produksi kayu lapis hingga 1,1 juta
               m /tahun, perusahaan menguasai lebih dari 30% pasar Indonesia dan termasuk lima besar produsen kayu
                 3
               di dunia. Namun laporan keuangan perusahaan sejak tahun 2008 terus mengalami kerugian. Harga saham
               perusahaan yang pada tahun 2007 mencapai Rp4.800/lembar mengalami penurunan drastis sampai Rp100/
               lembar di tahun 2012.

               Kondisi tersebut memunculkan keraguan pada pemegang saham publik tentang pengelolaan perusahaan.
               Menurut beberapa pemberitaan di media online, Deddy Hartawan Jamin, sebagai pemegang saham publik
               telah mempertanyakan perihal penurunan kinerja perusahaan tersebut. Direktur Utama perusahaan, Amir
               Sunarko menyebutkan krisis ekonomi 2008 sebagai penyebab penurunan kinerja tersebut. Upaya pemegang

               2      Informasi diikhtisarkan dari sumber pemberitaan online www.news.liputan6.com, www.bisnis.com, dan www.republika.co.id.




                                                                                    Ikatan Akuntan Indonesia     201
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215