Page 93 - Modul CA - Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan (Plus Soal)
P. 93
MANAJEMEN
STRATEJIK dAN KEPEMIMPINAN
STUDI KASUS
Soal studi kasus sebanyak 1 butir, estimasi waktu selama 60 menit.
PT AAA, suatu perusahaan alat berat nasional yang operasionalnya juga mencakup beberapa negara di
Asia Tenggara, memutuskan untuk mengembangkan lini bisnisnya tidak hanya di alat berat saja namun
juga di bisnis lain. Selama ini PT AAA dikenal sebagai pemain papan atas industri alat berat nasional yang
lini usahanya mencakup perdagangan, penyewaan dan subkontraktor untuk jasa layanan pertambangan
mineral serta migas, dan konstruksi jalan serta perkebunan. Sejak mulai beroperasinya perusahaan di awal
tahun 1990-an di pinggiran kota Jakarta, basis kliennya sudah mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia.
PT AAA telah melalui beberapa kali masa keterpurukan ekonomi nasional, namun pada tahun 1997-1998
saat krisis ekonomi dan politik melanda Indonesia di mana pada saat bersamaan nilai tukar rupiah ikut
terjun bebas hingga bernilai seperenamnya, sebuah kondisi yang tidak pernah diantisipasi sebelumnya.
Pada saat itu pemilik usaha masih merangkap sebagai pengurus perusahaan, sehingga semua gagasan
pengembangan usaha serta keputusan-keputusan strategis masih dipegang pemegang saham sekaligus
direksi. Melihat lesunya industri pertambangan, kontraktor migas, serta nyaris kolapsnya proyek
infrastruktur yang dijalankan oleh pemerintah, tidak ada pilihan lain bagi pemegang saham dan direksi
untuk melepas ratusan unit alat beratnya ketimbang menganggur tanpa ada penyewa atau tak terjual karena
daya beli pelaku industri pertambangan yang mendadak jatuh ke titik nol. Dengan berbagai pertimbangan
DOKUMEN
taktis, bukannya strategis, serta untuk menyelamatkan arus kas perusahaan, maka sebagian besar alat
berat diekspor ke pasar Eropa, Timur Tengah, Australia dan sebagian ke Amerika Serikat. Tindakan taktis
jangka pendek ini ternyata membuahkan hasil di luar dugaan. Perusahaan menerima jutaan dolar dari hasil
penjualan (ekspor) alat beratnya ke luar negeri.
IAI
Beberapa tahun setelah masa krisis lewat dan perekonomian mulai tumbuh pesat, hampir semua lini bisnis
PT AAA: trading, rental dan kontraktor alat berat, berkembang seiring dengan makin sehatnya keuangan
serta dinamisnya arus kas perusahaan tersebut.
Berpegang pada keuangan yang mulai stabil dan pertumbuhan lini usaha inti di alat berat yang semakin
membaik dan menguntungkan, PT AAA mulai menjajaki difersifikasi usaha yang tidak langsung
berkaitan dengan bisnis utamanya di alat berat, yakni bisnis water dispenser premium berteknologi tinggi.
Pertimbangannya sangat pragmatis, yakni bahwa water dispenser berteknologi tinggi yang dapat dibawa-
bawa (portable) dapat mempermudah para staf projek pertambangan, perkebunan, dan konstruksi dalam
mendapatkan pasokan air minum yang langsung diolah dari air perusahaan air minum.
Empat bulan berselang di awal tahun 2008 berlalu, water dispenser terjual tidak sampai 10 unit. Perusahaan
induk akhirnya memutuskan berhenti dari bisnis water dispenser ini, menyetop pendarahan keuangan lebih
jauh dan memutuskan untuk kembali saja ke bisnis utama di alat berat. Di tahun yang sama beberapa
bulan kemudian terjadi krisis kredit perumahan murah di Amerika Serikat yang gelombang sentimennya
menghantam hampir seluruh Eropa, sebagian wilayah Asia, dan tidak terkecuali Indonesia. Sekali lagi
industri yang selama ini menyerap pasokan alat berat ikut mengalami stagnasi. Saat akan diputuskan menjual
alat-alat berat ke luar negeri (ekspor) seperti yang terjadi sepuluh tahun sebelumnya, situasi sudah sangat
berubah. Eropa kolaps, Amerika Serikat jauh lebih buruk, pasar Timur Tengah belum berani berekspansi,
dan perekonomian tanah air pun terkena dampak. Manajemen melihat tak ada pilihan selain melakukan
difersifikasi bisnis di luar alat berat lagi agar tidak terlalu bergantung pada satu jenis bisnis ini saja.
84 Ikatan Akuntan Indonesia