Page 108 - Modul Pengantar Fikih Muamalah
P. 108

Rukun akad ada 3 yaitu: 2 pihak yang berakad (‘aaqidain), barang yang diakadi

                        (ma’qud ‘alaih), dan shighat berupa ijab dan qabul.




                        (1)  UNSUR AKAD
                        Berikut ini unsur-unsur terkait dengan rukun-rukun akad (Mas’adi, 2002):


                        1.   ‘Aqidaini, yaitu kedua pihak yang melakukan akad dengan pernyataan Ijab

                             Qabul  Pihak-pihak  yang  mampu  melakukan  akad  dipandang  mampu
                             bertindak menurut hukum (mukallaf), apabila belum mampu harus dilakukan

                             oleh walinya. Oleh sebab itu, suatu akad yang dilakukan oleh orang kurang
                             waras (gila) atau anak kecil yang belum mukallaf secara langsung hukumnya

                             tidak sah. Syarat orang yang berakad: Rafiq Yunus al-Mishri (2007) dalam

                             Fiqh al-Mu’amalat al-Maliyyah, Syarat orang yang berakad (‘aaqid) adalah
                             orang tersebut sudah mempunyai keahlian (kecakapan) dalam bertransaksi

                             (baligh dan pandai). Kemudian, syarat untuk barang yang akan dilakuan akad
                             adalah:

                             a.    Barang tersebut harus jelas keberadaanya ketika akad;

                             b.    sifat barangnya diketahui terutama pada akad mua’wadah (komersil),
                                   adapun  untuk  akad  tabarru’  tidak  diwajibkan  adanya  pengetahuan

                                   mengenai barang yang diakadi karena sebatas untuk tujuan kebaikan
                                   dan  kemudharatan  yang  ditimbulkan  pada  akad  tabarru’  tidak  akan

                                   sebesar kemudharatan pada akad mu’awadah;

                             c.    Barang yang diakadi dapat diserahkan.
                        2.   Mahallul Aqad (Objek Akad), yaitu benda yang dijadikan Objek akad dimana

                             benda tersebut bisa dikenakan akibat hukum yang ditimbulkannya. Fuqaha
                             menetapkan lima syarat yang harus terpenuhi pada objek akad, antara lain

                             (Mas’adi, 2002):
                             a.    Objek akad harus ada ketika berlangsung akad  Mengakadkan benda

                                   yang  tidak  ada  adalah  tidak  sah.  Seperti  menjual  tanaman  sebelum

                                   tumbuh, menjual anak hewan di dalam perut induknya dan lain-lain,




                        104 | MODUL USAS PENGANTAR FIKIH MUAMALAH
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113