Page 216 - Modul CGAE Pusat Level 2
P. 216

Kenaikan jumlah nominal utang pemerintah berasal dari:

                    a.  Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup

                      besar

                    b. Dampak krisis ekonomi tahun 1997-1998:


                      1)  Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing, dan

                      2)  BLBI dan rekapitulasi Perbankan.

                 IAI WEB VERSION
                    c.  Pembiayaan defisit APBN.

                    Berdasarkan penjelasan Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
                    Keuangan Negara disebutkan bahwa jumlah pinjaman (utang) Negara dibatasi maksimal

                    60% dari Produk Domestik Bruto.

                    Rumus Rasio Utang terhadap PDB adalah:


                                                      Utang

                                              Produk Domestik Bruto




                    Berdasarkan Data dari BPS, PDB Tahun 2022 Indonesia adalah Rp19.588.400. Sedangkan
                    berdasarkan Neraca, jumlah Utang Negara sebesar Rp7.593.626. Hitunglah Rasio Utang

                    terhadap PDB Tahun 2022?

                    Rasio Utang terhadap PDB adalah:


                                                    7.593.626

                                                    19.588.400

                                        = 39%


                    Rasio  utang  terhadap  PBD  sebesar  39%,  hal  ini  menunjukkan  nilai  tersebut  dibawah
                    ketentuan maksimal sebesar 60%.


               5.  Rasio Utang menurut INTOSAI

                    International  Organization  of  Supreme  Audit  Institutions  (INTOSAI)  menetapkan  tiga
                    indikator utama pengelolaan utang sebagaimana diatur dalam INTOSAI Guidance (GUID)

                    5250. Ketiga indikator tersebut dihitung dengan tujuan untuk memberikan pemahaman





               Modul CGAE Level 2 Pusat                                                               211
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221