Page 112 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 112
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
1. Timely, berarti perusahaan harus menentukan waktu yang tepat bagi forecast tersebut. Hal ini berkaitan
dengan seberapa sering elemen-elemen dalam forecast tersebut harus diperbaharui, dan seberapa jauh
kedepan perusahaan harus melakukan forecast. Proses ini tergantung dari dua factor, yaitu criticality
dan variability. Criticality berarti seberapa penting biaya atau pendapatan ini bagi perusahaan,
sementara variability mengukur besarnya volatilitas dari lemen pendapatan atau biaya ini. Semakin
besar variability dan criticality dari elemen tersebut, maka forecast harus sering diperbaharui. Semakin
sering forecast diperbaharui, maka time horizon yang harus di forecast akan semakin pendek.
2. Actionable, banyak dari forecast yang dilakukan perusahaan hanya didasarkan pada forecast biaya
yang terdapat dalam chart of account perusahaan. Cara seperti ini tidak memadai, karena tidak
memberitahukan faktor kenapa terdapat perubahan. Misalkan, forecast mengenai biaya bahan mentah
langssung kurang berguna, jika tidak dilengkapi dengan forecast mengenai harga bahan mentah
langsung dan perkiraan penggunaan bahan mentah langsung
3. Reliable, berarti hasil dari forecast tersebut harus dapat dipercaya. Karena itu hasil forecast yang bersifat
subyektif sebaiknya dihindarkan, dan sedapat mungkin forecast dibuat berdasarkan model yang dapat
dipercaya, seperti dengan mempergunakan standar kuantitas dan standar harga.
4. Aligned, berarti proses penyusunan forecast harus dilakukan dengan selaras, sehingga tidak terjadi
adanya perbedaan forecast antara satu departemen dengan departemen lainnya
5. Cost Effective, berarti proses penyusunan forecast dilakukan dimana biaya yang dikeluarkan tidak
boleh melebihi manfaat (benefit) yang diperoleh
DOKUMEN
10.11 Beyond Budgeting
IAI
Konsep beyond budgeting diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang menganggap bahwa penyusunan
anggaran yang bersifat tradisional tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini yang memiliki tingkat
ketidakpastian yang tinggi, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut melihat bahwa anggaran lebih
banyak bersifat menghambat dari pada membantu perusahaan dalam melakukan kegiatannya.Karena itu,
kelompok ini tidak mempergunakan anggaran dalam kegiatan operasional perusahaan. Ha lainnya adalah,
kelompok ini menganggap bahwa anggaran terlalu bersifat sentralisasi, bahkan jika ingin melakukan
sesuatu diluar hal-hal yang dianggarkan, maka revisi anggaranpun harus dimintakan persetujuannya.
Kelompok ini menghendaki konsep radical decentralization, dimana unit-unit yang ada dalam perusahaan
diberi kebebasan untuk melakukan pengambilan keputusan, tanpa sedikit-sedikit meminta persetujuan
dari kantor pusat.
Meskipun dalam konsep ini anggaran dihilangkan. Namun fungsi-fungsi anggaran tetap ada dan dijalankan
dengan mempergunakan metode-metode lainnya. Contohnya, salah satu fungsi anggaran adalah untuk
perencanaan keuangan dan pajak. Jika tidak ada anggaran, maka konsep ini mempergunakan rolling forecast
untuk melakukan fungsi tersebut. Contoh lainnya adalah, jika anggaran dipergunakan untuk penentuan
target, maka jika tidak ada anggaran, maka penentuan target akan dilakukan dengan mempergunakan
balanced scorecard.
104 Ikatan Akuntan Indonesia