Page 117 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 117
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
Analisis Pertanggungjawaban Cost Center
Analisis pertanggungjawaban untuk engineered cost dilakukan dengan mempergunakan biaya standar.
Hal ini disebabkan waktu menyusun anggaran, biaya-biaya ini disusun dengan mempergunakan standar.
Standar yang dibuat adalah standar kuantitas dan standar harga per unit. Analisis biaya standar untuk biaya
variabel seperti bahan mentah langsung adalah sebagai berikut:
1. Analisis Varians untuk Biaya Variabel – Biaya Bahan Mentah Langsung
Biaya bahan mentah langsung merupakan biaya variabel, artinya semakin banyak unit yang diproduksi
maka semakin banyak pula jumlah bahan mentah langsung yang dipakai. Akibatnya, analisis varians untuk
biaya bahan mentah langsung tidak dapat dilakukan dengan jumlah unit produksi yang berbeda, tapi harus
dilakukan dengan mempergunakan unit produksi yang sama.
Misalkan, PT. XYZ menganggarkan untuk memproduksi 10.000 unit barang pada tahun 20X4. Standar
kuantitas untuk memproduksi barang ini adalah 1 unit mempergunakan 2 kg bahan mentah langsung.
Standar biaya untuk 1 kilogram bahan mentah langsung adalah Rp5.000 per kilogram. Dengan demikian,
anggaran biaya bahan mentah langsung untuk tahun 20X4 adalah 10.000 X 2 X Rp5.000 = Rp100.000.000.
Kenyataannya, pada tahun 20X4 perusahaan memproduksi 11.000 unit barang, dengan biaya bahan mentah
langsung aktual sebesar Rp106.425.000. Hasil tersebut memperlihatkan adanya varians yang tidak baik
(unfavorable) sebesar Rp6.425.000. Varians tersebut tidak mencerminkan bahwa kinerja dari cost center
DOKUMEN
tersebut kurang baik, karena selisih tersebut diperoleh dengan memperbandingkan dua tingkatan volume
produksi yang berbeda. Untuk memperoleh perbandingan yang benar, maka harus dibuat anggaran bahan
mentah langsung dengan tingkatan produksi sebesar 11.000 unit, yaitu 1.000 X 2 X Rp5.000 = Rp110.000.000.
Jika jumlah ini diperbandingkan dengan biaya bahan mentah langsung aktual, maka pengeluaran biaya
bahan mentah langsung aktual perusahaan adalah Rp3.575.000 lebih rendah dibandingkan dengan standar
IAI
atau anggarannya.
Penyebab selisih tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu varians harga (price variance) yang dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut:
Varians harga (price variance) = (harga beli aktual bahan mentah langsung per unit – harga beli bahan
mentah langsung per unit standar) X total aktual unit bahan mentah langsung yang dibeli/dipakai.
Jika dalam rumus tersebut yang dipakai adalah total unit bahan mentah yang dibeli, maka nama varianya
adalah varians harga beli (purchase price variance), namun bila yang dipakai adalah unit yang dipergunakan,
maka varians tersebut dinamakan dengan varians harga penggunaan (usage price variance).
Sedangkan varians kedua adalah varians penggunaan (quantity variance), yang dapat dicari dengan
mempergunakan rumus sebagai berikut:
Varians penggunaan (quantity variance) = (Jumlah aktual bahan mentah langsung yang dipergunakan
– jumlah bahan mentah langsung yang seharusnya dipergunakan sesuai standar) X Harga standar per
unit bahan mentah langsung.
Misalkan, ternyata perusahaan memakai 21.500 kg unit bahan mentah langsung yang dibeli dengan harga
Rp4.950 per kg, maka besarnya varians harga adalah (Rp4.950 – Rp5.000) X 21.500 kg = Rp1.075.000.
Varians ini baik (favorable) karena harga beli aktual lebih rendah dari yang dianggarkan. Sedangkan
besarnya varians penggunaan adalah (21.500 kg – 22.000 kg) X Rp5.000 = Rp2.500.000. Varians ini juga
bersifat baik (favorable), karena pemakaian bahan mentah langsung aktual lebih rendah dari pada standar
Ikatan Akuntan Indonesia 109