Page 143 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 143

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN







               1.    Kepemimpinan (leadership), kepemimpinan merupakan faktor yang amat penting agar strateji
                     perusahaan dapat dijalankan dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Karena itu, elemen ini akan
                     mengukur dua hal yang berkaitan dengan kepemimpinan, yaitu (a) apakah proses yang terdapat
                     dalam perusahaan sudah mendukung terciptanya pemimpin-pemimpin yang dapat diandalkan, dan
                     (2) mengukur kesiapan dari pimpinan perusahaanuntuk menjalankan perusahaan (leadership gap).
               2.    Kesadaran (awareness), elemen ini dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana karyawan
                     yang bekerja pada perusahaan memahami tujuan dan strateji perusahaan. Hal ini penting, agar
                     jangan sampai karyawan hanya terfokus pada tolok ukur mereka atau departemen mereka, tanpa
                     mengetahui strateji perusahaan secara keseluruhan.
               3.    Keselarasan (alignment), elemen ini dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana perusahaan
                     dapat menyelaraskan tujuan perusahaan dengan tujuan dari karyawan-karyawan yang bekerja di
                     perusahaan. Salah satu tolok ukur yang sering dipakai adalah berapa persen dari sistim kompensasi
                     pegawai yang sudah dikaitkan dengan tolok ukur yang terdapat pada balanced scorecard.
               4.    Budaya (culture), elemen ini dipergunakan untuk mengukur kesiapan budaya yang dimiliki
                     perusahaan untuk menunjang pelaksanaan strateji perusahaan. Tolok ukur yang biasa dipakai
                     biasanya adalah survey kesiapan budaya yang dilakukan secara 360 derajat.
               5.    Sharing pengetahuan dan kerja sama tim (knowledge sharing and teamwork), elemen ini dimunculkan,
                     karena pentingnya pelaksanaan strateji dan pencapaian tujuan perusahaan dilakukan secara bersama-
                     sama oleh semua orang yang bekerja dalam perusahaan. Jika terdapat orang yang lebih cakap dalam
                     menjalankan aktivitasnya, maka pengetahuan yang lebih tersebut harus dibagikan pada karyawan
                     lainnya.   DOKUMEN

               Semua tujuan-tujuan stratejik yang terdapat pada peta strateji yang dibuat perusahaan harus memiliki tolok
               ukur. Paling tidak setiap tujuan stratejik perusahaan harus memiliki satu tolok ukur, dan tolok ukur-tolok
               ukur tersebut itulah yang disebut dengan balanced scorecard.
                                                     IAI



               12.11 Balanced Scorecard


               Menurut Niven (2010), ada beberapa factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih tolok ukur
               yang tepat. Faktor-faktor tersebut adalah:

               1.    Terkait dengan strateji (linked to strategy), pilihan tolok ukur yang tersedia untuk dipakai perusahaan
                     teramat banyak, karena itu dibutuhkan kerangka untuk memilih tolok ukur yang tepat bagi
                     perusahaan. Kerangka yang disarankan adalah tujuan yang ingin dicapai perusahaan serta strateji
                     yang inigin dijalankan perusahaan. Jika perusahaan sudah memakai konsep balanced scorecard, maka
                     otomatis tolok ukur yang dimiliki sudah sesuai dengan strateji perusahaan.
               2.    Kuantitatif (quantitative), tolok ukur yang berifat kuantitatif biasanya merupakan tolok ukur yang
                     berasal dari sebuah rumus dan bersifat objektif. Misalnya tolok ukur pengiriman tepat waktu, berasal
                     dari rumus total pengiriman tepat waktu dibagi dengan total pengiriman. Jika angka yang diperoleh
                     adalah 80%, maka siapapun orang yang menghitung dengan mempergunakan rumus tersebut akan
                     memperoleh angka yang sama. Tolok ukur yang bersifat kualitatif biasanya berasal dari survey dan
                     bersifat subyektif. Subyektif berarti hasil tolok ukur tersebut tergantung dari penilaian orang yang
                     bisa saja berbeda untuk masalah yang sama, Contoh dari tolok ukur yang bersifat subyektif adalah
                     tingkat kepuasan konsumen. Tolok ukur yang bersifat kualitatif disarankan untuk dihindarkan, dan
                     digantikan dengan tolok ukur yang lebih bersifat kuantitatif.
               3.    Mudah  diperoleh (accessible). Fungsi  utama dari tolok ukur adalah untuk  pengukuran  kinerja
                     (performance measurement), Karena itu tolok ukur yang baik adalah tolok ukur yang mudah
                     diperbaharui (up date) untuk melihat sampai sejauh mana posisi perusahaan dalam menjalankan





                                                                                    Ikatan Akuntan Indonesia     135
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148