Page 15 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 15
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
untuk masing-masing produk, namun untuk perusahaan secara keseluruhan, akibatnya, pembebanan
biaya overhead pabrik akan dilakukan dengan dasar alokasi seperti unit produksi, jam buruh langsung, dan
sebagainya.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, maka hasil alokasi biaya tersebut tidak akan menghasilkan angka
perhitungan biaya per unit produksi yang akurat, karena dengan metode alokasi yang berbeda, akan
menghasilkan angka alokasi yang berbeda pula, sehingga dapat disimpulkan hasil alokasi biaya overhead
pabrik tersebut adalah tidak akurat.
Untuk tujuan penyusunan laporan keuangan perusahaan manufaktur bagi pihak eksternal perusahaan,
perhitungan biaya per unit yang tidak akurat tidak akan menjadi masalah. Hal ini disebabkan karena
kesalahan perhitungan biaya per unit tersebut hanya bersifat perbedaan waktu (timing difference), yang
nantinya setelah beberapa tahun secara total angkanya adalah benar. Hal ini sama seperti metode penyusutan
asset tetap perusahaan. Secara akuntansi, perusahaan dapat memilih untuk menyusutkan asset tetapnya
dengan mempergunakan metode penyusutan garis lurus (straight-line) ataupun penyusutan yang dipercepat
(double declining). Angka penyusutan untuk kedua metode tersebut setiap tahunnya akan berbeda, dimana
untuk metode garis lurus beban penyusutan aset tetap akan sama dari tahun ke tahun, sedangkan untuk
penyusutan yang dipercepat, maka beban penyusutan akan besar di awal, namun makin kecil di akhir
masa hidup aset perusahaan. Misalkan perusahaan memiliki aset tetap yang akan dipergunakan selama
lima tahun. Penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus dan penyusutan yang dipercepat akan
DOKUMEN
menghasilkan angka penyusutan yang berbeda setiap tahunnya. Namun setelah lima tahun pemakaian,
maka total beban penyusutan selama lima tahun yang akan masuk ke laporan laba-rugi akan memiliki
angka total yang sama.
Logika yang sama dapat diterapkan dalam menghitung biaya produksi per unit untuk perusahaan
manufaktur. Perhitungan biaya produksi per unit yang tidak akurat memang akan menyebakan angka
IAI
persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi maupun angka beban pokok penjualan yang tidak
akurat. Namun demikian hal tersebut bukan masalah karena ketidakakuratan tersebut hanya merupakan
masalah perbedaan waktu, dimana pada akhirnya setelah beberapa periode, semua biaya produksi akan
masuk dalam laporan laba-rugi sebagai beban pokok penjualan.
1.6 Pembahasan Topik dalam Akuntansi Biaya
Menurut Kaplan dan Johnson (1987), sejarah awal perancangan sistem akuntansi biaya memang tidak
mempermasalahkan keakuratan perhitungan biaya produksi per unit, karena orang-orang tersebut
mengetahui bahwa sistem tersebut memang hanya dirancang untuk tujuan inventory costing, yaitu
menentukan nilai persediaan dan beban pokok penjualan, agar perusahaan dapat menyusun laporan
keuangan, terutama laporan laba-rugi dan laporan posisi keuangan. Sistem akuntansi biaya ini tidak pernah
dirancang untuk dipergunakan bagi manajer untuk pengambilan keputusan, karena ketidakakuratan dalam
perhitungan biaya produksi tersebut. Contoh-contoh topik alokasi biaya yang tidak akurat dalam akuntansi
biaya adalah:
1. Sistem biaya pesanan (Job Order Costing)
2. Sistem biaya proses (Process Costing)
3. Joint Costs
4. Alokasi Biaya Departemen Penunjang (Support Department Cost Allocation)
5. Perlakuan akuntansi untuk barang cacat (Scrap, Rework, dan Spoilage)
Ikatan Akuntan Indonesia 7