Page 17 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 17

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN







               biaya pemeliharaan dan pemotongan ayam untuk masing-masing produk yang dihasilkan, seperti paha
               dan dada. Secara logika pembagian biaya tersebut tidak dapat dilakukan, karena aktivitas pemeliharaan
               dan pemotongan dilakukan terhadap satu ayam, dan bukan potongannya, Pertanyaannya adalah mengapa
               dalam cost accounting biaya tersebut harus dialokasikan pada potongan-potongan ayam tadi. Jawabannya
               sekali lagi adalah untuk menyusun laporan keuangan perusahaan. Misalkan saat perusahaan melakukan
               tutup buku per tanggal 31 Desember, pada persediaan perusahaan masih tersisa 10.000 potong paha, 15.000
               potong sayap, dan 3.000 potong dada, berapa angka persediaan tersebut dalam laporan posisi keuangan
               perusahaan? Karena semua informasi dalam laporan posisi keuangan harus dibuat dalam bentuk rupiah,
               maka jumlah potongan-potongan tersebut harus dikalikan dengan biaya per unit yang merupakan hasil
               alokasi dari joint costs tersebut. Nilai alokasi dari joint costs untuk kepentingan manajemen sama sekali tidak
               ada. Contohnya dalam kasus menentukan apakah produk akan dijual pada saat titik split-off atau setelah
               diproses lebih lanjut. Dalam kasus tersebut, yang harus diperbandingkan adalah tambahan pendapatan
               dengan tambahan biaya jika produk tersebut diproses lebih lanjut. Jika tambahan pendapatan lebih besar
               dari tambahan biaya, maka produk akan diproses lebih lanjut dan sebaliknya. Hasil alokasi joint costs sama
               sekali tidak dipakai dalam penentuan keputusan tersebut. Dengan demikian, perhitungan biaya per unit
               dari hasil alokasi joint cost memang juga ditujukan untuk inventory costing saja.


               1.6.4 Alokasi Biaya Departemen Penunjang (Support Department Cost Allocation)
               Alokasi biaya departemen penunjang (support department cost allocation) memisahkan biaya produksi yang
                               DOKUMEN
               dikeluarkan perusahaan menjadi biaya untuk masing-masing departemen. Terdapat dua jenis departemen
               yang mengeluarkan biaya produksi, yaitu:

               1.    Departemen produksi, yang merupakan departemen yang terlibat langsung dalam proses produksi
                     perusahaan, seperti departemen perakitan, departemen pengecatan, departemen penyelesaian dan
                                                     IAI
                     seterusnya.
               2.    Departemen penunjang (support department) yang merupakan departemen yang tidak terlibat langsung
                     dalam proses produksi, namun departemen ini dibentuk untuk menunjang kelancaran kegiatan pada
                     departemen produksi. Contoh dari departemen ini adalah departemen pemeliharaan mesin.
               Semua biaya yang dikeluarkan oleh departemen produksi akan dibebankan ke produk, karena departemen
               tersebut memang langsung terlibat dalam proses produksi, sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh
               departemen penunjang tidak bisa secara langsung dibebankan ke produk, namun harus dibebankan terlebih
               dahulu ke departemn produksi, baru kemudian dibebankan pada masing-masing produk.
               Pembebanan biaya departemen penunjang ke departemen produksi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

               1.    Direct method, dimana dalam metode ini sesama departemen penunjang dianggap tidak saling
                     melayani, sehingga semua biaya yang dikeluarkan departemen penunjang langsung akan dibebankan
                     pada departemen produksi
               2.    Step Down Method, dalam metode ini departemen penunjang diasumsikan melayani departemen
                     penunjang lainnya, namun hubungan tersebut bersifat satu arah. Misalkan, jika departemen administasi
                     pabrik dianggap melayani departemen pemeliharaan mesin, maka departemen pemeliharaan mesin
                     dianggap tidak melayani departemen administrasi pabrik, meskipun pada kenyataannya jika ada
                     kerusakan pada beberapa mesin fotokopi yang terdapat dalam departemen administrasi pabrik, maka
                     departemen yang memperbaiki adalah departemen pemeliharaan mesin.
               3.    Reciprocal Method, metode ini mengasumsikan keadaan yang sebenarnya. Jadi jika departemen
                     penunjang yang ada dalam perusahaan memang saling melayani dan pelayanan tersebut dilakukan
                     secara dua arah, maka perhitungan alokasi biaya akan mengasumsikan terdapat pembebanan dua
                     arah tersebut.








                                                                                    Ikatan Akuntan Indonesia       9
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22