Page 16 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 16

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN







            1.6.1 Sistem Biaya Pesanan (Job Order Costing)

            Job order costing merupakan sistem perhitungan biaya produksi yang digunakan untuk perusahaan yang
            memproduksi barang berdasarkan pesanan. Ciri khas perusahaan-perusahaan ini adalah produk antara satu
            pesanan bisa dibedakan dengan produk pesanan lainnya. Perhitungan biaya produksi untuk masing-masing
            pesanan dilakukan melalui job cost sheet, dalam job cost sheet tersebut terdapat rincian perhitungan biaya
            bahan mentah langsung, biaya buruh langsung, dan biaya overhead pabrik untuk masing-masing pesanan.
            Biaya bahan mentah langsung dan biaya buruh langsung dapat dibebankan secara akurat ke masing-masing
            pesanan tersebut, masalahnya karena pencatatan biaya overhead pabrik tidak dilakukan secara rinci untuk
            masing-masing pesanan, maka biaya tersebut akan dialokasikan pada masing-masing pesanan berdasarkan
            dasar alokasi tradisional. Pengalokasian tersebut akan menghasilkan angka pembebanan biaya overhead
            pabrik yang tidak akurat untuk masing-masing pesanan. Hal ini menyebabkan perhitungan total biaya
            produksi untuk masing-masing pesanan menjadi tidak akurat. Total biaya produksi yang tidak akurat
            tersebut tidak memiliki kegunaan bagi manajemen. Jika demikian, apa kegunaan dari perhitungan produksi
            masing-masing pesanan tersebut? Hasil perhitungan sistem biaya pesanan tersebut pada dasarnya digunakan
            untuk menyusun laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi perusahaan manufaktur, dimana total biaya
            produksi dari pesanan yang belum selesai akan muncul di laporan posisi keuangan sebagai persediaan akhir
            baling dalam proses. Sedangkan total biaya produksi dari pesanan yang sudah selesai namun belum terjual
            akan muncul di laporan posisi keuangan sebagai persediaan barang jadi akhir, dan total biaya produksi dari
            pesanan yang sudah terjual akan masuk sebagai beban pokok penjualan pada laporan laba-rugi perusahaan.
                               DOKUMEN
            1.6.2  Sistem Biaya Proses (Process Costing System)
            Hal yang sama berlaku untuk sistem biaya proses. Sistem perhitungan biaya ini dipergunakan untuk
            perusahaan yang memproduksi barang secara massal. Perhitungan biaya produksi akan dilakukan per batch
            yang diproduksi, dimana untuk produk yang sama, hasil produksi antara satu batch dengan batch lainnya
                                                     IAI
            tidak dapat dibedakan. Biaya produksi akan dipisahkan berdasarkan departemen yang memproduksi
            barang tersebut. Sama dengan sistem biaya proses, biaya bahan mentah langsung dan biaya buruh langsung
            dapat ditelusuri dengan akurat untuk masing-masing batch, sedangkan hasil alokasi biaya overhead pabrik
            untuk masing-masing batch tidak akurat. Belum lagi perhitungan biaya ekuivalen per unit yang dihitung
            berdasarkan metode FIFO akan berbeda dengan biaya ekivalen per unit yang dihitung berdasarkan metode
            rata-rata tertimbang (weighted average). Tujuan dari perhitungan biaya ekivalen per unit pada akhirnya
            adalah untuk membagi total biaya produksi dari masing-masing departemen menjadi berapa total biaya
            produksi yang mewakili produk yang sudah diselesaikan pada department tersebut dan akan ditransfer
            ke departemen berikutnya, serta berapa biaya produksi dari barang yang belum selesai diproses pada
            deparmen tersebut. Total biaya produksi yang terdapat dalam persediaan barang dalam proses akhir pada
            masing-masing departemen, nantinya akan dijumlahkan, sehingga menghasilkan total biaya produksi
            yang masuk dalam persediaan barang dalam proses yang nantinya akan dilaporkan pada laporan posisi
            keuangan. Sedangkan biaya produksi yang sudah selesai diproduksi oleh seluruh departemen, kemudian
            akan dimasukkan dalam persediaan barang jadi, dan kalau sudah terjual akan dimasukkan dalam beban
            pokok penjualan. Jika dilihat mekanismenya, maka sistem biaya proses memang dirancang untuk kebutuhan
            inventory costing juga, yang tidak memiliki kegunaan bagi manajemen karena ketidakakuratan dalam
            perhitungan biaya per unit atau biaya per ekuivalen unitnya.

            1.6.3  Joint Cost

            Joint costs adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan suatu proses, dimana dari
            hasil proses tersebut akan menghasilkan beberapa jenis produk, yang disebut dengan joint product. Contoh
            yang paling sederhana adalah sebuah perusahaan peternakan ayam, yang memiliki aktivitas memelihara
            ayam dari kecil sampai dewasa untuk dipotong. Pada perusahaan ini, ayam tidak dijual secara utuh, tapi
            dalam bentuk potongan paha, dada, dan sebagainya. Alokasi joint costs adalah upaya mengalokasikan berapa





     8       Ikatan Akuntan Indonesia
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21