Page 61 - Modul CA - Akuntansi Manajemen Lanjutan (Plus Soal)
P. 61
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN
6.3 Konsep-Konsep Biaya dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek
6.3.1 Sunk Costs
Sunk costs adalah biaya-biaya yang sudah terjadi atau sudah dikeluarkan perusahaan. Uang yang dikeluarkan
perusahaan untuk biaya-biaya tersebut tidak dapat ditarik kembali. Hampir semua biaya-biaya yang terdapat
dalam laporan laba-rugi perusahaan, jika perusahaan sudah melakukan pembayaran, merupakan sunk costs.
Biaya ini tidak relevan dan seharusnya tidak dipakai sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Namun demikian, seringkali manajemen melakukan tindakan sebaliknya, yakni memperhitungkan sunk
cost dalam pengambilan keputusan. Hal ini disebut sebagai sunk cost phenomenon. Contohnya adalah
pesawat concorde. Dari awal pengembangan pesawat ini, sudah terlihat jelas bahwa pesawat jenis ini tidak
akan menguntungkan. Namun demikian pemerintah Inggris dan Perancis tetap menanamkan uang untuk
proyek ini. Hal ini disebabkan karena kedua pemerintahan tersebut telah mengeluarkan uang yang banyak
pada investasi pesawat concorde. Menurut psikolog, situasi ini timbul karena perusahaan tidak ingin
membuang-buang uang.
Contoh lain dari sunk costs adalah biaya yang terdapat pada persediaan perusahaan, baik itu persediaan
bahan mentah, persediaan barang dalam proses, maupun persediaan barang jadi. Misalkan, nilai persediaan
barang jadi berasal dari biaya produksi dari barang-barang yang sudah selesai diproduksi. Karena semua
biaya-biaya produksi tersebut sudah dikeluarkan perusahaan, maka biaya – biaya tersebut sudah merupakan
DOKUMEN
sunk cost bagi perusahaan Implikasinya, biaya produksi tersebut menjadi tidak relevan lagi dijadikan
dasar pengambilan keputusan perusahaan, termasuk didalamnya untuk penentuan harga. Jika barang
sudah terlanjur diproduksi perusahaan, maka penentuan harga sepenuhnya ditentukan oleh konsumen.
Perusahaan seharusnya menjual produk tersebut kepada konsumen yang mau membayar dengan harga
lebih tinggi, meskipun harga tersebut masih dibawah biaya per unitnya.
6.3.2 Opportunity Costs IAI
Opportunity costs adalah kesempatan yang hilang karena perusahaan memilih suatu alternatif tertentu
dibandingkan dengan alternative lainnya. Kesempatan yang hilang tersebut dapat berupa pendapatan
yang hilang, marjin kontribusi yang hilang, maupun profit yang hilang. Misalkan PT. XYZ sudah beroprasi
dalam kondisi kapasits penuh, dan ada seorang pembeli baru yang ingin memesan barang dari perusahaan
XYZ. Pesanan tersebut, sebut saja pesanan A, akan menghasilkan marjin kontribusi sebesar Rp30.000.000.
Namun, untuk memenuhi pesanan tersebut, perusahaan harus mengorbankan salah satu pesanan yang
selama ini dilayaninya, yaitu pesanan B. Pesanan yang dikorbankan tersebut memiliki marjin kontribusi
sebesar Rp20.000.000. Hal ini berarti opportunity costs perusahaan untuk memenuhi pesanan A adalah
Rp20.000.000. Opportunity costs ini harus diperhitungkan dalam aspek pengambilan keputusan perusahaan,
terutama jika perusahaan memiliki keterbatasan (shortage) dari sumber daya yang dimilikinya, baik itu
berupa kapasitas mesin, kapasitas orang, jumlah bahan mentah, dan sebagainya.
6.3.3 Relevant Costs
Biaya yang dapat dipakai sebagai informasi untuk pengambilan keputusan adalah biaya relevan (relevant
costs). Agar suatu biaya dapat dianggap sebagai biaya relevan, maka biaya-biaya tersebut harus memenuhi
dua persyaratan, yaitu:
1. Biaya tersebut harus belum terjadi, dan biaya tersebut baru akan terjadi apabila keputusan yang dipilih
perusahaan dilaksanakan. Hal ini menjelaskan lagi bahwa biaya yang sudah terjadi (sunk costs) tidak
dapat dipakai untuk pengambilan keputusan.
2. Biaya tersebut harus berbeda untuk setiap alternatif yang berbeda. Meskipun biaya tersebut belum
dikeluarkan (memenuhi persyaratan pertama), namun jika untuk setiap alternative yang ada biayanya
Ikatan Akuntan Indonesia 53