Page 88 - Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat (Plus Soal)
P. 88

ETIKA PROFESI
                                                                                                  DAN TATA KElOlA
                                                                                                      KORPORAT




               1.  Konsumsi penghasilan tambahan yang berlebihan (perquisites) dapat berbentuk manfaat langsung
                   maupun  manfaat  tidak  langsung. Manfaat langsung misalnya  penggunaan  mobil  perusahaan  yang
                   terlalu mewah dan pengeluaran pengeluaran lain yang tidak perlu, sedangkan manfaat tidak langsung
                   misalnya ruangan kantor yang terlalu mewah.
               2.  Manajer melakukan  shirking (lalai) dimana manager tidak bekerja dengan upaya terbaik mereka.
                   Contoh masalah ini dapat dilihat pada kasus Bank Global, kasus Enron dan Worldcom.

               Konflik antara Kreditur dan Pemegang Saham

               Ketika membahas konflik Kreditur - Pemegang Saham ini, diasumsikan manager bertindak mewakili
               pemegang  saham  yang  mengadakan  kontrak  dengan  kreditur.  Masalah  keagenan  terkait  hutang  terjadi
               ketika manajer sebagai perwakilan pemegang saham berusaha mentransfer kesejahteraan dari kreditur
               ke pemegang saham dan atau dirinya sendiri.  Ketika perusahaan mengeluarkan hutang yang berisiko,
               perusahaan memiliki pilihan untuk gagal membayar hutang. Konflik ini dapat terwujud dalam tiga cara
               yaitu: aset substitusi, underinvestment dan claim dilution.
               a.  Asset Substitution Problem
                   Aset substitusi terjadi ketika sebuah perusahaan menukar investasi pada aset-aset berisiko rendah kepada
                   investasi pada aset berisiko tinggi. Substitusi aset ini menyebabkan meningkatnya resiko. Peningkatan
                   level resiko ini akan berdampak negatif terhadap kreditur karena meningkatnya kemungkinan
                   perusahaan gagal dalam membayar hutang. Pengalihan aset menimbulkan risiko yang lebih tinggi
                               DOKUMEN
                   bagi  kreditur dengan tanpa memberikan tambahan kompensasi bagi mereka karena mereka hanya
                   mendapatkan imbal hasil tetap dari hutang yang diberikan kepada perusahaan. Maka dapat dikatakan
                   bahwa substitusi aset ini akan mentransfer keuntungan dari kreditur kepada para pemegang saham.
               b.  Underinvestment
                                                     IAI
                   Underinvestment terjadi ketika perusahaan menolak untuk berinvestasi pada aset yang berisiko rendah
                   dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, namun hal ini berarti dengan
                   mengabaikan kepentingan kreditur. Proyek berisiko rendah akan memberikan keamanan yang lebih
                   bagi pemegang utang  karena aliran kas yang dihasilkan dapat melunasi pinjaman. Namun arus kas
                   yang aman tersebut tidak menghasilkan imbal hasil yang memadai untuk pemegang saham. Akibatnya
                   proyek ini ditolak oleh perusahaan meskipun dapat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.
               c.  Claim Dilution
                   Divestasi perusahaan untuk penciptaan sebuah entitas baru melalui penerbitan saham baru adalah
                   situasi lain yang mengarah kekonflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Manajemen
                   dapat mentransfer kekayaan kepada pemegang saham yang ada atau yang baru dengan menerbitkan
                   utang baru. Dengan menerbitkan utang baru, risiko keuangan perusahaan meningkat dan nilai obligasi
                   akan berkurang.

               Konflik antara Pemegang Saham Pengendali dan Pemegang Saham Minoritas

               Dalam konflik pemegang saham pengendali - pemegang saham minoritas, pemegang saham pengendali
               dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk menguntungkan diri sendiri dengan mengorbankan
               kepentingan para pemegang  saham minoritas atau apa yang disebut dengan ekspropriasi.
               a.  Pemegang saham pengendali dapat mengekspropriasi kekayaan pemegang saham non-pengendali
                   melalui antara lain transaksi dengan pihak terafiliasi (RPT).
               b.  Transaksi antara pihak terafiliasi mungkin tidak dilakukan dengan harga dan persyaratan dan kondisi
                   yang sama antara pihak ketiga. Contohnya, perusahaan terbuka membeli bahan baku dengan harga
                   di  mark-up dari perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki pemegang saham pengendali
                   perusahaan terbuka tersebut. Kerugian di perusahaan terbuka sebagian ditanggung pemegang saham
                   non-pengendali sementara keuntungan di perusahaan privat sepenuhnya dinikmati pemegang saham
                   pengendali. Akibatnya terjadi transfer kekayaan dari pemegang saham non-pengendali ke pemegang





                                                                                    Ikatan Akuntan Indonesia      79
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93