Page 107 - Modul CA - Manajemen Keuangan Lanjutan (Plus Soal)
P. 107
MANAJEMEN
KEUANGAN LANJUTAN
BAB XIII
PENENTUAN DAN PERAMALAN NILAI TUKAR
13.1 Penentuan Nilai Tukar: Theoritical Thread Dasar Teoritis
Penentuan kurs nilai tukar merupakan hal yang kompleks. Ilustrasi berikut menggambarkan
ulasan secara ringkas atas berbagai faktor yang menjadi penentu (determinan) kurs nilai tukar, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga aliran pemikiran:
1. kondisi paritas;
2. pendekatan neraca pembayaran; dan
3. pendekatan pasar aset.
Selanjutnya, klasifikasi dapat dilakukan menurut faktor pendorong terpisah secara individual
(individual drivers) dalam pendekatan tersebut. Ketiga aliran tersebut bukan teori yang bersaing satu
sama lain, melainkan saling melengkapi.
Tanpa gabungan dari kedalaman dan luas masing-masing pendekatan, kemampuan untuk menangkap
kompleksitas pasar mata uang global akan sirna. Selain itu, untuk memperoleh tambahan pemahaman
atas teori dasar, akan sama pentingnya untuk memperoleh pengetahuan praktis mengenai:
DOKUMEN
1. kompleksitas ekonomi politik internasional;
2. infrastruktur sosial dan ekonomi; dan
3. kejadian politik, ekonomi, atau sosial secara acak yang mempengaruhi pasar valuta asing.
Berikut ini adalah beberapa pemikiran yang populer untuk menjelaskan penentuan kurs:
IAI
1. Teori Paritas Daya Beli (purchasing power parity) merupakan teori yang paling banyak diterima
dari sejumlah teori penentuan kurs nilai tukar. Elemen Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity
– PPP), sebagai salah satu yang paling tua dan populer, banyak ditemukan dalam kerangka teori-
teori penentuan kurs nilai tukar lainnya. Meski demikian, kalkulasi dan prakiraan dengan PPP
diwarnai dengan sejumlah kelemahan terkait dengan perbedaan struktur ekonomi antar negara dan
banyaknya data yang perlu diestimasi.
2. Pendekatan neraca pembayaran merupakan teori kedua terpopuler dalam menjelaskan penentuan
kurs nilai tukar. Pendekatan dasar teori ini menyatakan bahwa kurs nilai tukar mencapai titik
ekuilibrium dengan membandingkan aktivitas neraca berjalan dan neraca keuangan. Pendekatan
ini cukup populer digunakan karena data mengenai neraca pembayaran (BOP) tersedia dengan luas.
Kelemahan teori ini adalah tidak memperhitungkan saldo uang atau aset-aset finansial.
3. Pendekatan moneter dalam bentuk yang paling sederhana menyatakan bahwa kurs nilai tukar
ditentukan melalui penawaran dan permintaan stok moneter nasional, serta ekspektasi tingkat dan
laju pertumbuhan stok moneter di masa depan.
Aset finansial lain, seperti obligasi, tidak dianggap relevan dalam penentuan kurs nilai tukar, karena
baik obligasi domestik maupun asing dipandang saling substitusi.
13.2 Paritas
Teori ekonomi yang menghubungkan kurs nilai tukar, tingkat harga, dan suku bunga disebut
sebagai kondisi paritas internasional. Kondisi paritas internasional ini membentuk inti teori finansial
yang merupakan keunikan dari keuangan internasional.
98 Ikatan Akuntan Indonesia