Page 119 - Modul CA - Manajemen Keuangan Lanjutan (Plus Soal)
P. 119
MANAJEMEN
KEUANGAN LANJUTAN
4. Terdapat dua kendala fundamental yang menghalangi penggunaan back-to-back loan secara luas,
yaitu:
Sulit bagi perusahaan untuk menemukan mitra, yaitu pihak counterparty untuk jumlah mata uang
dan waktu yang dikehendaki.
5. Timbul risiko bahwa salah satu pihak akan gagal untuk mengembalikan dana yang dipinjamkan
pada waktu yang telah ditentukan – meskipun masing-masing pihak memiliki jaminan 100% (yang
berdenominasi dalam mata uang yang berbeda).
6. Currency Swaps:
Currency swap serupa dengan back-to-back loan, hanya saja tidak tersaji pada neraca perusahaan.
Dalam currency swap, perusahaan dan sebuah swap dealer atau swap bank sepakat untuk menukarkan
jumlah yang ekuivalen atas dua mata uang yang berbeda pada periode waktu tertentu.
7. Leads and Lags: Menentukan kembali waktu transfer dana
Perusahaan dapat mengurangi baik eksposur operasi dan transaksi dengan mempercepat atau
memperlambat waktu pembayaran yang harus dilakukan atau diterima dalam mata uang asing.
Leads and lags intra perusahaan lebih mungkin untuk dilakukan karena perusahaan berhubungan
istimewa kemungkinan besar akan memiliki tujuan yang sama sebagai satu perusahaan terkonsolidasi.
Sebaliknya leads and lags antar perusahaan memerlukan preferensi waktu perusahaan lain yang
independen terhadap perusahaan lain.
DOKUMEN
14.4 Pendekatan Kontraktual: Lindung Nilai terhadap Transaksi yang Tidak Dapat Dilindungi
Dalam kondisi pasar yang semakin mengglobal dan terkait satu sama lain seperti dewasa ini,
IAI
maka dalam beberapa kali kesempatan untuk melakukan hedging menjadi terbatas. Sebagai alternatif,
perusahaan dapat melakukan lindung nilai secara kontraktual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengambil posisi opsi mata uang jangka panjang untuk mengimbangi potensi kerugian dari perubahan
kurs nilai tukar dengan arah yang tidak dikehendaki. Selain itu, kemampuan untuk melakukan lindung
nilai terhadap transaksi yang tidak dapat dilindungi bergantung pada kemampuan perusahaan:
1. Untuk memprediksi arus kas masa depan;
2. Untuk memprediksi respon pesaing terhadap perubahan kurs nilai tukar.
14.5 Pengertian Translation Exposure
Eksposur translasi (translation exposure), yang juga disebut sebagai accounting exposure, timbul
karena laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri – yang dinyatakan dalam mata uang asing –
harus disajikan kembali dalam mata uang pelaporan perusahaan induk agar perusahaan dapat menyusun
laporan keuangan konsolidasi. Proses akuntansi untuk translasi mencakup pengubahan (konversi) laporan
keuangan perusahaan anak di luar negeri menjadi laporan keuangan yang berdenominasi rupiah.
Eksposur translasi juga merupakan potensi kenaikan atau penurunan kekayaan bersih dan laba
bersih per usahaan induk, yang disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar sejak tanggal terakhir
dilakukannya translasi.
110 Ikatan Akuntan Indonesia