Page 43 - Modul CA - Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan (Plus Soal)
P. 43

MANAJEMEN
            STRATEJIK dAN KEPEMIMPINAN





            6.9  Strategi Alihdaya (Outsourcing): Merampingkan Scope Operasional

            Berkebalikan dari strategi integrasi vertikal, strategi alihdaya atau  outsourcing merampingkan  scope
            operasional bisnis perusahaan. Strategi alihdaya melibatkan keputusan penuh kesadaran dari manajemen
            perusahaan untuk meninggalkan beberapa mata rantai nilai dan melimpahkannya pada pihak ketiga
            (eksternal) yang dianggap akan lebih efisien. Dengan cara ini, maka manajemen akan berfokus pada
            beberapa hal saja, misalnya menjaga image dan merek serta melakukan pemasaran yang efektif.

            Pada bagian ini peserta didik akan diajak mengamati kapan outsourcing bisa menjadi sebuah keunggulan
            kompetitif, yakni:

            a.  Bila suatu aktivitas operasional bisa dilakukan dengan lebih baik atau lebih murah oleh pihak luar yang
                memiliki spesialisasi.
            b.  Bila aktivitas yang dialihdayakan bukanlah aktifitas operasional yang krusial dan tidak berpengaruh
                pada kemampuan perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan,
                namun juga tidak mengabaikan kompetensi intinya.
            c.  Bila outsourcing akan merampingkan operasional perusahaan dengan cara memperbaiki fleksibilitas
                organisasional dan mempercepat waktu pelemparan produk ke pasar.
            d.  Bila  outsourcing mengurangi risiko perusahaan saat teknologi berubah atau preferensi konsumen
                berubah.
                               DOKUMEN
            e.  Bila outsourcing membantu perusahaan mendiversifikasi berbagai keahlian secara cepat dan efisien.
            f.  Bila outsourcing  akan membantu perusahaan berkonsentrasi pada bisnis intinya, mengoptimalkan
                sumberdaya-sumberdaya intinya, dan bahkan dapat melakukannya dengan lebih baik lagi.

            Namun demikian tak dapat dipungkiri bahwa  outsourcing juga memiliki risiko besar. Pada bagian ini
            peserta didik akan mempelajari bahwa bahaya terbesar dari aktivitas outsourcing adalah bahwa perusahaan
            berpotensi menghasilkan terlalu banyak aktifitas yang salah, yang pada akhirnya akan melemahkan
            kapabilitasnya sendiri.                  IAI

            Contohnya adalah, proses outsourcing berisiko melemahkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
            inovasi produk-produknya.





            6.10  Strategi Aliansi dan Kemitraan


            Aliansi stratejik dan kemitraan yang bekerjasama menyediakan cara untuk mendapatkan beberapa manfaat
            yang ditawarkan oleh integrasi vertikal, outsourcing (alihdaya) serta merger dan akuisisi, dan pada saat yang
            sama meminimalkan masalah-masalah yang mungkin timbul.

            Pada bagian ini kita peserta didik akan diajak mempelajari bagaimana perusahaan sering terlibat dalam
            strategi-strategi kerjasama sebagai alternatif terhadap integrasi vertikal maupun merger dan akuisisi. Saat ini
            semakin banyak perusahaan yang mengaplikasikan aliansi stratejik dan kemitraan untuk memperluas scope
            operasinya melalui ekspansi internasional dan strategi-strategi diversifikasi.

            Aliansi stratejik adalah kesepakatan formal antara dua atau lebih perusahaan yang terpisah dimana di
            dalamnya terkandung kolaborasi yang secara stratejik relefan, keduanya sama-sama memberi kontribusi
            sumberdaya, berbagi risiko dan kendali atas operasio bisnis, dan saling tergantung satu sama lain. Tak jarang
            aliansi tersebut juga terlibat dalam aktivitas, pemasaran, penjualan dan distribusi bersama, berkolaborasi
            dalam mendesain serta memproduksi produk baru dan bersama-sama mengembangkan teknologi.







     34      Ikatan Akuntan Indonesia
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48