Page 198 - MODUL AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH
P. 198
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi modul ini diharapkan peserta dapat:
1. Menguasai konsep teoretis secara mendalam tentang pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan zakat dan infak/sedekah.
2. Mampu secara mandiri mengaplikasikan prinsip akuntansi atas transaksi
zakat dan infak/sedekah pada lembaga amil sesuai dengan standar akuntansi
keuangan syariah yang berlaku.
3. Mampu menyusun, dan menginterpretasi laporan keuangan lembaga amil
zakat dan infak/sedekah sesuai dengan SAK Syariah yang berlaku.
4. Mampu menganalisis dampak perubahan SAK Syariah dan Fatwa DSN-MUI.
A. KARAKTERISTIK ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH
(1) ZAKAT
“... dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apapun yang kamu
usahakan bagi dirumu, tentu akan mendapatkan pahala disisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah:10)
Kata zakat biasanya di dalam Al Quran beriringan dengan kata shalat. Secara
terminologi, Zakat dalam bahasa arab berasal dari “zaka” yang berarti suci, jernih,
bersih, berkah, berkembang, bertumbuh, bertambah, cerdik, dan terpuji. Arti kata
bersih, suci dalam istilah zakat bisa dimaknai sebagai membersihkan harta atau
membersihkan diri dari sifat tamak, dengki, dendam dan bakhil. Menurut PSAK
109, zakat adalah harta yang paling wajib dikeluarkan oleh muzaki sesuai dengan
ketentuan syariah untuk diberika kepada orang yang berhak menerimanya
(mustahik). Zakat secara etimologi syariat dan secara fiqih adalah sejumlah harta
tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya
(Qardhawi, 2011).
191 |MODUL USAS LEVEL PROFESIONAL - AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH