Page 185 - CGAE DAERAH LEVEL 1
P. 185
Pengukuran
Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan, yaitu harga yang harus
dibayar entitas untuk memperoleh suatu Aset Tak Berwujud hingga siap untuk
digunakan dan Aset Tak Berwujud tersebut mempunyai manfaat ekonomi yang
diharapkan dimasa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset tersebut
akan mengalir masuk kedalam entitas tersebut.
Terhadap Aset Tak Berwujud dilakukan amortisasi, kecuali atas Aset Tak
IAI WEB VERSION
Berwujud yang memiliki masa manfaat tak terbatas. Amortisasi dapat dilakukan
dengan berbagai metode seperti garis lurus, metode saldo menurun dan metode
unit produksi.
Biaya untuk memperoleh Aset Tak Berwujud dengan pembelian terdiri dari:
1. Harga beli, termasuk biaya import dan pajak-pajak, setelah dikurangi
dengan potongan harga dan rabat; dan
2. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa
aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan.
Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
1. Biaya staff yang timbul secara langsung agar aset tersebut dapat
digunakan;
2. Biaya professional yang timbul secara langsung agar aset tersebut dapat
digunakan; dan
3. Biaya pengujian untuk menjamin aset tersebut dapat berfungsi secara baik.
Pengukuran Aset Tak Berwujud yang diperoleh secara internal adalah:
1. Aset Tak Berwujud dari kegiatan pengembangan yang memenuhi syarat
pengakuan, diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi biaya yang
dikeluarkan sejak memenuhi kriteria pengakuan;
2. Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang awalnya telah diakui oleh
entitas sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian dari harga
perolehan Aset Tak Berwujud di kemudian hari; dan
3. Aset Tak Berwujud yang dihasilkan dari pengembangan software
komputer, maka pengeluaran yang dapat dikapitalisasi adalah pengeluaran
tahap pengembangan aplikasi.
181

