Page 35 - Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat (Plus Soal)
P. 35
ETIKA PROFESI
DAN TATA KElOlA
KORPORAT
sumber daya alam yang semakin terbatas, banyak orang yang menyia-nyiakan barang yang dimilikinya
karena sebetulnya tidak dibutuhkannya.
Dalam persaingan, perusahaan berupaya mempertahankan pelanggannya menciptakan pasar baru dan
merebut pelanggan pesaing. Walaupun persaingan bertujuan agar konsumen menjadi penguasa tertinggi,
namun melalui persaingan perusahaan berupaya untuk untuk menguasai pasar dan pada akhirnya
mendapatkan kekuasaan monopoli. Untuk memperoleh kekuasaan, perusahaan berupaya mematikan atau
mengakuisisi pesaing-pesaingnya. Larry Ellison, pendiri Oracle dan salah seorang legenda bisnis Amerika,
menyukai kutipan dari Genghis Khan: “It’s not sufficient I succeed. Everyone else must fail.”
Secara tradisional, arena utama persaingan adalah harga, walaupun bukan berarti perusahaan harus
berlomba-lomba untuk memberikan harga terendah. Perusahaan membutuhkan keleluasaan untuk
mengelola harga. Untuk itu efisiensi dan produktivitas merupakan kunci keunggulan. Sumber daya manusia
sering merupakan objek utama dalam peningkatan efisiensi dan produktivitas. Berbagai upaya dilakukan
dalam mengelola buruh, mulai dari spesialisasi dan division of labour, sampai bentuk-bentuk time and
motion study, membagi kegiatan sekecil-kecilnya agar dapat dikerjakan lebih mudah, lebih cepat dan lebih
tepat. Upaya ini dikritik sebagai penekanan buruh untuk bekerja seperti mesin.
Selanjutnya dikembangkan berbagai cara untuk meningkatkan efisiensi, seperti dengan cost reduction
program, downsizing, lean and mean organization, activity based management dan cost management systems,
sampai dalam bentuk menggantikan tenaga kerja dengan mesin dan teknologi informasi. Selain itu juga
DOKUMEN
dilakukan outsourcing, menyerahkan beberapa kegiatan atau fungsi kepada pihak lain di luar perusahaan
yang dapat melaksanakannya dengan lebih efisien. Dalam era globalisasi sekarang ini outsourcing diberikan
kepada negara-negara di mana tenaga kerja melimpah dan infrastruktur hukum masih terbatas, sehingga
upahnya jauh lebih murah dan tidak memiliki daya tawar terhadap perusahaan yang mempekerjakannya.
Bahkan banyak perusahaan yang mempekerjakan buruh di bawah umur untuk mengejar biaya yang lebih
IAI
rendah. Untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas, pertumbuhan bukan berarti penambahan lapangan
pekerjaan di negaranya. Untuk mengejar pertumbuhan perusahaan bahkan mengurangi kesempatan kerja.
Selain itu perusahaan juga melakukan externalizing cost, yaitu membebankan biaya pada para pemangku
kepentingan, termasuk pembebanan biaya kepada konsumen (misalnya biaya kesehatan dan keselamatan
konsumen, biaya pelayanan konsumen), kepada pekerja (misalnya biaya kesehatan dan keselamatan pekerja,
biaya pesangon), kepada pemerintah dan masyarakat di sekitarnya (misalnya biaya pengelolaan limbah),
kepada pemerintah dan masyarakat negara lain (misalnya biaya pembuangan limbah industri), dan lain-
lain. Mengejar pertumbuhan yang berlebihan malah menimbulkan biaya bagi konsumen, pemerintah dan
masyarakat.
Perusahaan bersaing tidak hanya dalam harga. tetapi juga di berbagai kegiatan perusahaan, seperti inovasi
dan pengembangan produk baru, kecepatan masuk ke pasar, kemasan produk, promosi, lokasi outlet dan
penempatan pasar swalayan, customer service, after sales service, dan lain-lain. Untuk memenangkan
persaingan perusahaan tidak sekedar berupaya lebih efisien, lebih produktif, lebih cepat, lebih berkualitas
dan lebih baik, tapi juga mendahului, menyalip, menghambat, menghalang-halangi, mencegah, dan
mengalihkan perhatian pesaing untuk dapat lebih efisien, lebih produktif, lebih cepat, lebih berkualitas dan
lebih baik.
Persaingan berubah menjadi peperangan. Banyak terjadi peperangan di dalam bisnis, seperti perang harga,
talent war, browser war (Netscape vs Microsoft), patent war (Apple vs Samsung), cola wars (Coca Cola vs
Pepsi Cola).
Pengelolaan bisnispun bagaikan pengelolaan perang. Untuk menjaga perusahaan selalu berada dalam
situasi siaga, banyak yang menginstalasi war room untuk melakukan simulasi perang. Para eksekutif
mengangkat dirinya sebagai Panglima Perang. Penggunaan istilah-istilah militer seperti strategi dan taktik
26 Ikatan Akuntan Indonesia