Page 39 - Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat (Plus Soal)
P. 39

ETIKA PROFESI
            DAN TATA KElOlA
            KORPORAT




            Bank terkendala persyaratan dari Regulator di Inggris yang meminta jaminan dari Pemerintah Amerika.
            Persyaratan ini tidak dipenuhi oleh Paulson.

            Lehman Brothers segera dinyatakan bangkrut. Penutupan Lehman Brothers ternyata menimbulkan
            konsekuensi yang tidak diperhitungkan Paulson sebelumnya, terutama yang terjadi di Inggris. Lehman
            Brothers banyak menjual  surat berharga yang disebut REPO 105 di Inggris karena penjualan surat berharga
            tersebut dilarang di Amerika. Mereka melakukan penjualan ini untuk menyembunyikan kewajiban mereka
            yang sudah melebihi ambang batas. Surat berharga yang tidak dapat dicairkan akibat penutupan  perusahaan.
            Kepanikan terjadi di berbagai bagian dunia. Pasar surat berharga kolaps, banyak perusahaan yang langsung
            mengalami kesulitan likuiditas dan harga saham berguguran.

            Masih dalam minggu yang sama, AIG harus segera memenuhi kewajibannya sebesar US$13 miliar kepada
            pemegang CDS. Belajar dari pengalaman Lehman Brothers Tanggal 17 September Pemerintah mengambil
            alih AIG. Keesokan harinya, Paulson dan Ben Bernanke, Kepala Federal Reserve Amerika,  mengajukan
            dana US$700 miliar untuk menyelamatkan bank-bank.

            Selanjutnya, dalam kesulitan dan penderitaaannya, rakyat Amerika menyaksikan para eksekutif bank-
            bank yang  menjadi penyebab kesulitan hidup mereka tetap menikmati kehidupan yang nyaman. Mereka
            tidak harus mempertanggungjawabkan keputusan-keputusan yang mereka buat yang menyebabkan
            kebangkrutan. Mereka malah tetap menikmati bonus-bonus yang diterima akibat keputusan-keputusan
            yang bermasalah, sesuai dengan performance contract yang disepakati. Dua bulan setelah menerima dana
                               DOKUMEN
            talangan, Para eksekutif Merill Lynch menerima lebih dari US$1 miliar. Joseph Cassano kepala AIGFP
            (AIG Financial Product) yang telah menyebabkan perusahaan menderita kerugian US$11 miliar, diangkat
            menjadi konsultan perusahaan dengan  fee jutaan dollar perbulan. Mereka terkesan hanya memikirkan
            kepentingannya dan tidak mempedulikan penderitaan orang banyak.
                                                     IAI
            Pemerintah Amerika menanggapi skandal ini dengan mengeluarkan Dodd–Frank Wall Street Reform and
            Consumer Protection Act yang dianggap lemah karena tidak ada pengaturan mengenai lembaga  rating,
            lobbying dan kompensasi eksekutif, sebagaimana yang diharapkan sebelumnya. Sementara itu, tidak ada
            eksekutif lembaga keuangan yang ditangkap dan diadili atas tuduhan melakukan kecurangan dan tidak ada
            upaya untuk menggugat kompensasi yang diberikan kepada para eksekutif.

            Situasi status quo ini tidak terlepas dari kekuatan lobby yang dilakukan oleh para pelaku industri keuangan.
            Sebelum krisis, mereka menyediakan dana sebesar lebih dari US$5 miliar untuk  lobbying dan dana
            kampanye. Setelah krisis mereka mengalokasikan dana yang lebih besar. Mereka juga mempekerjakan 3000
            lobbyist, lebih dari lima orang untuk setiap anggota Kongres untuk melawan upaya-upaya reformasi. Setelah
            krisis ternyata investment bank semakin besar karena mengakuisisi bank-bank kecil yang bermasalah dan
            semakin berkuasa melalui kekuatan lobby-nya.

            Skandal Korporasi di Asia

            Pada tahun 2009 terjadi skandal  kegagalan  Corporate Governance pada perusahaan Satyam di India.
            Sebelumnya perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan yang melaksanakan praktik Corporate Governance
            yang baik dengan memenangkan berbagai penghargaan  Good Corporate Governance. Perusahaan ini
            memiliki 9 orang BOD, di mana 6 orang di antaranya merupakan independent director. Di antara ke enam
            independent director tersebut, dua orang merupakan akademisi dan salah satunya  adalah profesor dari
            Harvard Business School.  Independent director lainnya antara lain seorang konsultan internasional dan
            mantan pejabat tinggi negara.

            Pada tanggal 8 November 2011, Presiden Olympus Corporation yang baru diangkat dua minggu sebelumnya,
            Shuichi Takayama, mengumumkan pengakuan bahwa perusahaannya telah menyembunyikan kerugian
            perusahaan selama lebih dari sepuluh tahun dan menggunakan dana yang dinyatakan untuk komisi






     30      Ikatan Akuntan Indonesia
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44