Page 36 - Modul CA - Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat (Plus Soal)
P. 36
ETIKA PROFESI
DAN TATA KElOlA
KORPORAT
menjadi kata-kata yang hidup di dalam perusahaan. Mereka belajar ilmu perang dari filsuf dan pemikir
perang, seperti Sun Tzu dan Carl von Clausewitz. Penyusunan rencana tahunan perusahaan dapat menjadi
semacam rencana penyerangan dan bahkan rencana “pembunuhan”.
Perusahaan yang menghadapi tekanan persaingan atau perusahaan yang belum puas dengan pertumbuhan
yang telah dicapai mencari mesin pertumbuhan lainnya. Mereka melihat peluang pertumbuhan melalui
strategi merjer dan akuisisi. Sayangnya sebagian besar merjer dan akuisisi mengalami kegagalan. Kenaikan
nilai perusahaan yang diharapkan tidak tercapai. Bahkan lebih baik bagi mereka untuk tidak melakukan
merjer dan akuisisi. Walaupun banyak merjer dan akuisisi yang mengalami kegagalan, tapi banyak pula
perusahaan yang masih tetap melakukannya. Sebagian karena berhasil diyakinkan oleh konsultan dan
investment banker mengenai potensi peningkatan nilai yang besar karena nilai perusahaan yang menjadi
target murah dan waktunya tepat. Perhitungan di atas kertas mengenai potensi keuntungan yang besar
menyebabkan banyak eksekutif yang secara tidak sadar menurunkan risiko kegagalan dan mengabaikan
data-data yang tidak mendukung. Sedangkan sebagian lainnya dalam kondisi tertekan, dimana merjer dan
akuisisi dibutuhkan untuk memberikan harapan dan menciptakan semangat baru untuk melepaskan diri
dari tekanan persaingan.
Pilihan strategi pertumbuhan lainnya melalui pengembangan atau investasi pada instrumen investasi
derivatif. Investasi ini diharapkan akan menghasilkan pertumbuhan yang cepat. Namun, sebagaimana
yang digambarkan dalam film Inside Job dan juga dialami oleh Olympus, investasi ini dapat menimbulkan
DOKUMEN
kerugian yang begitu besar yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan, bahkan mempengaruhi
perekonomian secara keseluruhan.
IAI
3.2 Skandal Korporasi
Skandal korporasi di Amerika dapat ditelusuri pada tahun 1920an di saat perekonomian mengalami
kemakmuran. Pasar modal yang sedang booming pada saat itu, ternyata ditopang oleh aksi spekulasi dari
investor dan manipulasi laporan keuangan oleh emiten, yang pada akhirnya terjadi market crash dan depresi
ekonomi. Salah satu perusahaan pelaku manipulasi laporan keuangan yang terkenal adalah McKesson &
Robbins yang kasusnya terungkap pada akhir tahun 1930an. Setelah itu, dunia usaha di Amerika Serikat
menjadi saksi berbagai skandal korporasi yang terjadi sejak tahun 1970an, setelah masa-masa keemasan
perekonomian Amerika setelah Perang Dunia II berakhir.
Skandal Suap
Skandal penyuapan Lockheed terungkap pada tahun 1975, ketika sebuah sub-committee di Senat berhasil
menemukan serangkaian suap senilai $22 juta yang dilakukan oleh Lockheed Aircraft Corporation kepada
pejabat tinggi di berbagai negara, antara lain kepada Pangeran Benhard dari Belanda antara tahun 1961
dan 1972, pendiri LDP (Liberal Democratic Party) Yoshio Kodama dan perdana Menteri Kakuei Tanaka
dari Jepang, anggota parlemen dari Jerman Barat, dan politikus Partai Kristen Demokrat di Italia. Padahal
sebelumnya Lockheed mengalami masalah keuangan dan nyaris bangkrut pada tahun 1971 jika tidak secara
kontroversial diselamatkan oleh Pemerintah dengan memberikan jaminan atas pinjaman sebesar $250 juta.
Akibat dari skandal Lockheed ini, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan Foreign Corrupt Practices Act
pada tahun 1977 yang melarang perusahaan Amerika untuk terlibat dalam kegiatan korupsi di luar negeri.
Ikatan Akuntan Indonesia 27