Page 130 - MODUL LEVEL DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
P. 130
pengembalian dapat mengarahkan pada pilihan investasi yang salah. Sebagai contoh
perhatikan ilusrasi berikut:
Tabel 4.3. Ilustrasi penggunaan periode pengembalian
Tahun Proyek 1 Proyek 2
Investasi awal -Rp120.000 -Rp120.000
1 Rp50.000 Rp60.000
2 Rp50.000 Rp90.000
3 Rp50.000 0
4 Rp50.000 0
Berdasarkan ilustrasi di atas proyek ke-2 dianggap lebih baik dengan periode pengembalian
selama 1 tahun 8 bulan. Sementara, proyek ke-1 membutuhkan sekitar 2 tahun 5 bulan.
Namun, anggap jika memiliki tingkat bunga 10%, maka jika menggunakan teknik NPV,
DOKUMEN
perhitungan untuk kedua proyek adalah sebagai berikut:
4
NPV(Proyek 1) = -120.000 + ((50.000 x (1- (1/1.1 ))/0.1) = Rp38.493
IAI
2
NPV (Proyek 2) = -120.000 + (60.000 x (1/1.1)) + (90.000 x (1/1.1 ) = Rp8.926
Dapat terlihat bahwa meskipun proyek kedua memiliki periode pengembalian yang lebih
cepat, tetapi secara NPV, proyek 1 menghasilkan nilai kini bersih yang lebih tinggi. Hal ini
menunjukan ada kecenderungan penggunaan periode pengembalian sebagai satu-satunya
indikator penilaian investasi akan membuat hanya terfokus pada investasi yang bersifat
jangka pendek.
Walaupun terdapat beberapa kelemahan, tetapi teknik periode pengembalian banyak
digunakan untuk menganalisis suatu keputusan yang bersifat minor dan tidak membutuhkan
analisis yang terlalu mendetil. Karena berfokus pada kecepatan pengembalian suatu sasaran
investasi, teknik ini menitikberatkan perhatian pada likuiditas suatu investasi karena ada
kecenderungan ketidakpastian yang lebih tinggi atas arus kas yang diperkirakan diperoleh
lebih dari periode toleransi pengembalian.
Adapun salah satu upaya untuk mengatasi kelemahan periode pengembalian terkait
pengabaian terhadap nilai waktu dari uang adalah dengan menggunakan periode
124