Page 85 - Modul CA - Manajemen Keuangan Lanjutan (Plus Soal)
P. 85
MANAJEMEN
KEUANGAN LANJUTAN
2. Currency Swaps
Currency swaps sering disebut juga sebagai FX swaps (foreign exchange swaps). Currency swaps
adalah transaksi yang mempertukarkan kewajiban untuk membayar arus kas dalam 1 mata uang
dengan kewajiban untuk membayar kas dalam mata uang lain. Skema ini biasanya digunakan oleh
perusahaan yang melakukan ekspor-impor.
Misalkan PT Ceria memproduksi kakao yang dijual ke negara-negara Eropa. PT Ceria memperoleh
uang dalam bentuk Euro sebesar 50 juta euro dalam 1 tahun. Di sisi lain, Eurpe GmBH
berkedudukan di Jerman melakukan ekspor mobil ke Indonesia dan akan dibayar dalam bentuk
rupiah sebesar Rp750 miliar dalam 1 tahun ke depan. PT Ceria dapat melakukan currency swaps
dengan Eurpe GmBH. PT Ceria dapat menyerahkan 50 juta Euro ke GmBH dan akan menerima
Rp750 miliar dari Eurpe GmBH.
3. Credit default swaps (CDS)
CDS adalah semacam asuransi atas turunnya nilai obligasi karena debitor gagal bayar. Misalkan
PT Bahagia meminjam Rp2 triliun ke Bank Intan dengan suku bunga JIBOR + 2%. Bank Intan
khawatir PT Bahagia akan gagal bayar. Bank Intan dapat membayar credit protection misalkan
sebesar 100 bps (basis points) kepada pihak lain, misalkan Asuransi Binasa. Asuransi Binasa akan
membayar kepada Bank Intan jika PT Bahagia gagal membayar utangnya.
DOKUMEN
9.8 Penggunaan Derivatif
Berdasarkan survei-survei yang dilakukan, lebih banyak perusahaan besar yang menggunakan
derivatif dari pada perusahaan kecil. Derivatif yang biasa digunakan adalah derivatif suku bunga, dan
IAI
mata uang. Lebih dari 70% perusahaan menggunakan derivatif suku bunga. Sedangkan penggunaan
derivatif mata uang cukup tinggi berada di kisaran 55 – 70%.
Derivatif juga lebih banyak digunakan untuk mengelola liabilitas daripada aset. Sekitar 60%
perusahaan menggunakan derivatif untuk mengelola risiko liabilitas. Hanya 55% perusahaan yang
menggunakan derivatif untuk mengelola aset jangka pendek dan utamanya yang bernilai sangat besar
(di atas USD 1 miliar). Sedangkan, hanya kurang dari 30% perusahaan yang menggunakan derivatif
untuk mengelola risiko aset jangka panjang.
76 Ikatan Akuntan Indonesia