Page 39 - MODUL AKAD, TATA KELOLA DAN ETIKA SYARIAH
P. 39
Gharar juga dapat berari samar (jahalah) yang merupakan pengertian gharar yang
paling umum digunakan. Wahbah al-Zuhaili dalam kitab Mu’amalah Maliyyah
menjelaskan ketidakjelasan atau ketidakpastian yang ditimbulkan gharar:
1. Ketidakjelasan dalam objek akad, baik dalam spesifikasi dan waktu serah
terimanya maupun ketidakjelasan apakah objek akad tersebut bias
diserahterimakan atau tidak.
2. Ketidakjelasa dalam akadnya
3. Ketidakjelasan dalam harga dan ujroh serta jangka waktunya.
(2) STANDAR SYARIAH GHARAR
Dalam standar syariah AAOIFI (2015) gharar dibedakan menjadi sebagai berikut:
1. Gharar katsir, yaitu gharar yang berpotensi merugikan pihak yang berakad
dan dapat memicu perselisihan/sengketa (al-niza’) seperti:
a. Jual beli buah yang belum layak panen
b. Ijarah yang jangka waktunya tidak jelas (majhul)
c. Bai’ salam yang objeknya tidak mungkin (berdasarkan ‘urf) dapat
diwujudkan sesuai waktu yang disepakati
2. Gharar shoghir, yaitu gharar yang tidak berpotensi merugikan pihak lain dan
tidak menimbulkan perselisihan/sengketa (al-niza’), seperti:
a. Jual beli rumah tanpa melihar (mengetahui) fondasinya
b. Sewa (ijarah) rumah beberapa bulan ditambah beberapa hari saja
3. Gharar mutawasith, yaitu gharar pertengahan antara gharar katsir dan gharar
shoghir, seperti:
a. Jual beli benda yang tertanam di tanah yang kualitasnya hanya bias
diketahui setelah digali dan dibongkar
b. Gharar dalam akad ju’alah
c. Gharar dalam akad hirasah
d. Gharar dalam akad syirkah/mudharabah yang mu’aqqatah (singkat)
31 | A K A D , T A T A K E L O L A D A N E T I K A S Y A R I A H